Bagikan:

JAKARTA - Warga Amerika Serikat kini dapat memesan pra-pesanan 'Smart Gun' yang membutuhkan teknologi pengenalan wajah dan sidik jari untuk menembak.

Produsen senjata api startup, Biofire, menjual pistol kaliber 9mm yang terlihat futuristik seharga 1.500 dolar AS (Rp27 juta) dengan pesanan yang akan dikirim pada tahun 2024. Senjata pintar tersebut memindai dua bentuk identifikasi biometrik, sensor sidik jari optik dan pengenalan wajah inframerah 3D, untuk memastikan bahwa hanya pemilik sejati senjata itu yang dapat mengaktifkan senjata api.

Teknologi mengurangi kecelakaan dan senjata yang dicuri atau digunakan secara tidak benar. Perusahaan yang berbasis di Broomfield, Colorado, berharap pistolnya akan membantu mengurangi tingkat kekerasan senjata api di Amerika.

Menurut organisasi nirlaba Gun Violence Archive, lebih dari 13.900 orang sudah tewas oleh senjata api di AS dalam empat bulan pertama tahun 2023 saja. Pernyataan pemasaran Biofire memperkirakan bahwa senjata pintar mereka dapat mencegah sekitar dua pertiga dari kematian akibat senjata api yang disebabkan oleh bunuh diri di AS setiap tahun, perkiraan yang akan menyelamatkan 22.000 jiwa pada tahun 2018.

Namun, perkiraan Biofire dituduh menggelembung. Analisis oleh Engineering & Technology (E&T), publikasi internal dari Institution of Engineering and Technology di Inggris, memperkirakan bahwa hanya sekitar 6.109 kematian senjata api tahunan yang kemungkinan besar akan dicegah.

Baik itu yang Biofire perkirakan maupun yang diperkirakan oleh E&T, itu hanya akan terjadi jika senjata api canggih ini berhasil dipasarkan, tepat waktu, sesuai rencana.

"Tujuan kami bukan hanya untuk mulai mengumpulkan pesanan, tetapi untuk memproduksi sebanyak mungkin produk ini yang orang ingin beli," kata pendiri dan CEO Biofire yang berusia 26 tahun, Kai Kloepfer, kepada Denver Business Journal. "Ini adalah konsep yang bagus dan saya pikir akan menjadi hal yang baik untuk dunia.".

Menurut Kloepfer, 'senjata pintar' dapat memberikan dampak langsung yang tidak memerlukan banyak persetujuan politik.

Biofire bersama dengan pesaingnya di ruang 'senjata pintar', seperti LodeStar Works dan SmartGunz, telah mengklaim selama bertahun-tahun bahwa produk mereka hampir siap untuk dipasarkan namun dengan tanggal peluncuran yang masih belum pasti.

Tahun lalu, wakil presiden senior asosiasi perdagangan industri senjata api National Shooting Sports Foundation (NSSF), Lawrence Keane, menyatakan keraguan atas janji berulang-ulang perusahaan tersebut.

"Jika saya punya lima sen untuk setiap kali saya mendengar seseorang mengatakan mereka akan membawa kami ke pasar dengan "senjata pintar" yang disebut, saya mungkin sudah pensiun sekarang," kata Keane, dikutip Daily Mail.