Chandra Asri, Perusahaan Milik Konglomerat Prajogo Pangestu Ini Terbitkan Obligasi Rp1 Triliun

JAKARTA - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk bakal menerbitkan dan melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan III. Perusahaan berkode saham TPIA tersebut bakal menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun pada April 2021 mendatang.

Dikutip dari keterbukaan informasi di laman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Rabu 31 Maret, obligasi ini akan ditawarkan dalam tiga seri. Pertama seri A senilai Rp50 miliar dengan bunga 7,80 persen yang akan jatuh tempo dalam 3 tahun mendatang tepatnya 15 April 2024.

Kemudian seri B senilai Rp587,95 miliar dengan bunga 8,50 persen dan jatuh tempo pada 5 tahun mendatang atau 15 April 2026. Selanjutnya seri C senilai Rp362,05 miliar dengan bunga 9,00 persen dan akan jatuh tempo dalam 7 tahun mendatang pada 15 April 2028.

Frekuensi pembayaran setiap tiga bulan. Adapun PT BCA Sekuritas dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia merupakan penjamin pelaksana emisi obligasi tersebut.

Kinerja 2020

Chandra Asri Tbk berhasil mencatatkan kinerja positif di sepanjang 2020. Produsen petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu ini mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk mencapai 51,35 juta dolar AS, atau Rp774 miliar (kurs Rp14.245 per dolar AS). 

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan, pemulihan permintaan bahan kimia meningkat pada kuartal IV 2020 seiring dengan ekonomi yang perlahan-lahan membaik dari lockdown. Adapun, rebound konsumsi yang kuat terutama berasal dari China dan Asia Timur Laut.

"Tren positif yang terjadi pada kuartal IV 2020 itu dapat berlanjut hingga 2021. Kami pruden, tetapi optimis akan ketahanan berkelanjutan dan pertumbuhan pada permintaan," ujar Suryandi, dikutip dari laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 3 Maret.

Capaian laba Chandra Asri ini melejit 124,4 persen jika dibanding laba bersih pada tahun 2019 yang hanya 22,88 juta dolar AS. Laba per saham dasar (dalam nilai penuh) naik menjadi 0,0029 dolar AS dari sebelumnya hanya 0,0013 dolar AS.

Namun pendapatan bersih perusahaan milik orang terkaya nomor 3 di Indonesia ini tercatat turun. Chandra Asri membukukan pendapatan bersih sebesar 1,80 miliar dolar AS, atau turun 3,9 persen dibanding pendapatan di 2019 yang sebesar 1,88 miliar dolar AS.