Keluarkan Peringatan Keras, Kementerian Luar Negeri Ukraina Panggil Diplomat Iran Soal Transfer Rudal ke Rusia

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri mengatakan telah memanggil diplomat senior Iran pada Hari Senin, guna memberikan peringatan tentang "konsekuensi yang menghancurkan dan tidak dapat diperbaiki" hubungan bilateral kedua negara, jika laporan Teheran memasok rudal balistik ke Rusia benar.

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan di Telegram, mereka telah memanggil Kuasa Usaha Iran Shahriar Amouzegar, memberikan peringatakan keras tentang konsekuensi bagi hubungan jika pengiriman rudal tersebut dikonfirmasi, melansir Reuters 10 September.

CNN dan Wall Street Journal melaporkan minggu lalu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, Iran telah mentransfer rudal balistik jarak pendek ke Rusia, saat Moskow terus melancarkan perang di Ukraina lebih dari dua setengah tahun setelah invasi tahun 2022.

Ukraina mengatakan minggu lalu, kerja sama militer yang mendalam antara Teheran dan Moskow merupakan ancaman bagi Ukraina, Eropa dan Timur Tengah, meminta masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan pada Iran dan Rusia.

Seorang komandan senior Garda Revolusi Iran menepis hal tersebut, mengatakannya sebagai perang psikologis, seraya menekankan Iran tidak mendukung pihak manapun dalam perang Rusia-Ukraina.

"Tidak ada rudal yang dikirim ke Rusia dan klaim ini merupakan semacam perang psikologis," kata Brigadir Jenderal Fazlollah Nozari, dikutip oleh Kantor Berita Buruh Iran.

"Iran tidak mendukung pihak mana pun dalam konflik Ukraina-Rusia," tegas Brigjen Nozari.

Pejabat Barat dan Ukraina telah menepis penyangkalan tersebut di masa lalu, mengatakan ada bukti yang sangat kuat Iran telah memasok barang-barang seperti pesawat nirawak Shahed ke Rusia.

Juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa Peter Stano mengatakan dalam sebuah email: "Kami mengetahui informasi kredibel yang diberikan oleh sekutu tentang pengiriman rudal balistik Iran ke Rusia."

Dia mengatakan, jika dikonfirmasi, "pengiriman ini akan menjadi eskalasi material substantif dalam dukungan Iran terhadap perang agresi ilegal Rusia terhadap Ukraina".

Para pemimpin Uni Eropa sebelumnya telah menjelaskan, mereka akan "merespons dengan cepat dan berkoordinasi dengan mitra internasional, termasuk dengan tindakan pembatasan baru dan signifikan terhadap Iran" terhadap langkah tersebut, tambah Stano.

Pejabat Eropa lainnya, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan, Amerika Serikat telah berbagi informasi tentang transfer yang dilaporkan dengan sekutu dan kemungkinan akan segera mengumumkannya kepada publik.

"Saya tidak dapat mengonfirmasi laporan bahwa transfer telah terjadi," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby di Washington, menambahkan skenario seperti itu akan berdampak buruk pada Ukraina dan Timur Tengah.

Diberitakan sebelumnya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia telah melihat laporan tersebut, mengatakan tidak semua laporan itu benar.

"Iran adalah mitra penting kami, kami sedang mengembangkan hubungan perdagangan dan ekonomi kami, kami sedang mengembangkan kerja sama dan dialog kami di semua bidang yang memungkinkan, termasuk yang paling sensitif," kata Peskov kepada wartawan.

Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menegaskan, negaranya tidak pernah menjadi bagian dari perang Rusia-Ukraina, sebaliknya, selalu mendukung solusi politik untuk mengakhiri perang di sana.

Itu dikatakannya kepada IRNA pada Hari Minggu, ketika ditanya tentang dugaan transfer rudal balistik jarak pendek Iran ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.

"Seperti yang telah ditekankan berulang kali, Republik Islam Iran, meskipun menentang perang, mendukung solusi politik untuk menyelesaikan perbedaan antara Rusia dan Ukraina guna mengakhiri konflik," kata juru bicara itu, melansir IRNA.

"Iran tidak pernah menjadi bagian dari konflik dan kelanjutannya," tegasnya.

Lebih jauh ia mengatakan, pendekatan utama dan yang dinyatakan Pemerintah Iran terkait krisis Ukraina tetap tidak berubah.

Oleh karena itu, lanjut Kanaani, tuduhan transfer rudal balistik Iran ke Rusia "tidak berdasar" dan diulang-ulang oleh negara-negara Barat tertentu yang mencari tujuan politik.