PM Inggris Starmer Serukan Kerja Sama Eropa untuk Mengatasi Kelompok Sayap Kanan
JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya ancaman dari kelompok sayap kanan di Inggris Raya, menyerukan partai-partai politik progresif di seluruh Eropa untuk bekerja sama guna menghadapi tantangan bersama.
Berbicara pada Hari Rabu saat berkunjung ke Jerman, PM Starmer mengatakan populisme akan dikalahkan dengan membuat orang merasa lebih baik, berjanji kehidupan di Inggris akan membaik sebelum akhir masa jabatan pertamanya berkuasa.
"Kita harus tetap hidup di Inggris untuk menghadapi tantangan sayap kanan dan populisme serta nasionalisme," katanya kepada wartawan, melansir Reuters 29 Agustus.
"Ada sejumlah alasan yang membuat saya khawatir, sebagian karena apa yang terjadi di Inggris, sebagian karena apa yang dapat Anda lihat terjadi di negara-negara Eropa lainnya, termasuk di Prancis dan Jerman," lanjutnya.
Diketahui, Inggris dilanda kerusuhan anti-imigran awal bulan ini, setelah serangan pisau yang mematikan di kelas tari anak-anak diikuti oleh klaim palsu, yang diperkuat oleh orang-orang di sayap kanan, bahwa penyerang adalah seorang pencari suaka Muslim.
Polisi Inggris telah menangkap lebih dari 1.160 orang atas kerusuhan yang melibatkan kekerasan, pembakaran, dan penjarahan, serta serangan rasis yang menargetkan Muslim dan migran.
Baca juga:
- Pejabat Intelijen AS Sebut Rusia Hadapi Pertarungan Sulit untuk Merebut Kembali Wilayah yang Dikuasai Ukraina
- Ada Cukup Bukti, Prancis Gelar Penyelidikan Formal Terhadap Bos Telegram Pavel Durov: Kena Wajib Lapor
- Pejabat Intelijen AS Sebut Gencatan Senjata Gaza Berada di Tangan Pemimpin Hamas
- Menteri Israel Ingin Danai Tur ke Al Aqsa Usai Rencana Bangun Sinagoga, Hamas Peringatkan Zionis Jangan Bermain Api
Partai Buruh sayap kiri-tengah yang dipimpin Starmer menang telak dalam pemilihan umum pada awal Juli, berbeda dengan perolehan suara yang diraih oleh sayap kanan ekstrem di Eropa baru-baru ini. Namun, kerusuhan antiimigrasi telah menciptakan krisis besar pertamanya.
PM Starmer berjanji untuk menangani sayap kanan ekstrem dan "minyak ular populisme dan nasionalisme," dengan mengatakan ia akan jujur tentang masalah-masalah negara dan cara menyelesaikannya.
Namun, tugas itu menjadi lebih sulit karena dihadapkan pada krisis biaya hidup dan memburuknya layanan publik.