Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer membahas hubungan kedua negara, konflik Ukraina hingga perang di Jalur Gaza, Palestina saat bertemu di Gedung Putih, Washington Hari Rabu.

Hadir di Washington untuk mengikuti pertemuan puncak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), PM Starmer memuji hubungan sejarah dan budaya antara Inggris-Amerika Serikat

"Hubungan istimewa itu sangat penting. Hubungan itu terjalin dalam situasi sulit dan bertahan lama serta kini lebih kuat dari sebelumnya," kata PM Starmer, melansir Reuters 11 Juli.

"Saya sangat senang bisa masuk pemerintahan lebih awal untuk berkomitmen kembali pada NATO, berkomitmen kembali pada hubungan istimewa dan membahas masalah ini dengan Anda," lanjutnya.

Sementara itu, Presiden Biden pada gilirannya menyambut hangat PM Starmer, mengatakan kedua negara merupakan sekutu terbaik dalam pertemuan bilateral pertama kedua pemimpin.

"Sebagai sekutu terbaik, kami menghadapi tantangan yang paling penting bagi kehidupan masyarakat kami, mulai dari mempertahankan keamanan trans-Atlantik hingga membina hubungan ekonomi kami," cuit Presiden Biden di Twitter.

Presiden Biden mengatakan, ia menyambut baik keinginan PM Starmer untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan mitra-mitra Eropa, menurut pernyataan Pemerintah Inggris pada Hari Kamis.

Bertemu di Ruang Oval Gedung Putih, kedua pemimpin juga membahas konflik yang terjadi di Ukraina serta Gaza, Palestina.

"Presiden menyambut baik komentar perdana menteri baru-baru ini tentang membangun hubungan yang lebih dekat dengan mitra-mitra Eropa kami, serta komitmen Inggris terhadap AUKUS," kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan, mengacu pada pakta keamanan antara Inggris, AS, dan Australia.

"Mereka mencerminkan pada saat kita menghadapi tantangan yang semakin besar di seluruh dunia, kita berada dalam kondisi terkuat ketika kita bersatu dan bekerja sama," lanjut pernyataan itu.

Kedua pemimpin sepakat mereka harus melakukan apa pun untuk mendukung Ukraina dalam perangnya dengan Rusia, serta membahas keinginan bersama mereka untuk gencatan senjata di Gaza guna membebaskan para sandera, memberikan bantuan, dan membuat kemajuan menuju solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.