Pesawat Antariksa Cygnus Alami Gangguan Setelah Peluncuran

JAKARTA – Pesawat ruang angkasa Cygnus milik Northrop Grumman diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 4 Agustus lalu. Pesawat ini didampingi oleh roket Falcon 9 milik SpaceX.

Peluncuran dilakukan di Kompleks Peluncuran Luar Angkasa 40, Cape Canaveral sekitar pukul 11.02 waktu setempat. Awalnya, peluncuran berjalan dengan lancar karena Falcon 9 berhasil mendorong Cygnus ke Orbit Rendah Bumi (LEO).

Tahap atas dari roket Falcon 9 pun telah terpisah dengan pesawat ruang angkasa tersebut. Namun, beberapa jam setelah pemisahan dilakukan, NASA dan Northrop tidak memberikan informasi terbaru mengenai peluncuran Cygnus.

Rupanya, pesawat antariksa ini belum melakukan pembakaran awal untuk menaikkan posisi orbit. Enam jam setelah lepas landas, NASA mengonfirmasi bahwa Cygnus gagal melakukan manuver karena terlambat masuk ke urutan pembakaran.

NASA dan Northrop telah menjadwalkan ulang proses pembakaran, tetapi pembakarannya kembali gagal karena kondisi tekanan awal pada mesin yang terlalu rendah. Meski pembakaran terus gagal dilakukan, Cygnus berada di posisi yang aman.

"Cygnus berada pada ketinggian aman dan menyelesaikan penyebaran dua susunan suryanya pada pukul 2:21 siang," kata NASA. "Para teknisi Northrop Grumman sedang mengerjakan rencana pembakaran dan lintasan baru."

Jadwal pembakaran terbaru akan mendorong Cygnus untuk tiba di ISS pada 6 Agustus. Harapannya, Cygnus bisa ditangkap oleh lengan robot ISS dan dipasangkan ke badan laboratorium tersebut agar para astronot bisa mengambil muatan yang dibawa.

Cygnus pergi ke ISS untuk mengantarkan 3.857 kilogram kargo yang berisi 1.560 kilogram perangkat keras kendaraan, 1.220 kilogram investigasi sains, dan 1.021 kilogram perlengkapan kru. Seluruh muatan ini akan mendukung penelitian ilmiah di ISS.