Bagikan:

JAKARTA - Badan Antariksa Rusia atau Roscosmos mulai mengaktifkan instrumen ilmiah yang berada di atas Luna-25. Pesawat ruang angkasa saat ini sedang dalam jalur menuju Bulan.

"Luna-25 melanjutkan penerbangannya ke satelit alami Bumi, semua sistem stasiun otomatis berfungsi dengan baik, komunikasi dengannya stabil, keseimbangan energinya positif," kata Roscosmos.

Setelah 47 tahun, Rusia akhirnya meluncurkan Luna-25 pada 11 Agustus dengan roket Soyuz-2.1b dari pelabuhan antariksa Vostochny di Timur Jauh Rusia.

Peluncuran itu dalam upaya untuk menjadi negara pertama yang melakukan pendaratan lunak di Kutub Selatan Bulan, wilayah yang diyakini memiliki kantong air es.

Penemuan air es bisa menjadi sejarah, karena dapat digunakan untuk bahan bakar dan oksigen serta air minum. Pesawat ruang angkasa itu akan memasuki orbit bulan pada 16 Agustus dan melakukan pendaratan pada 21 Agustus hingga satu tahun ke depan.

“Data pengukuran pertama pada penerbangan ke bulan telah diperoleh, dan tim ilmiah proyek telah mulai memprosesnya,” ujar Roscosmos.

Lebih lanjut, Luna-25 akan mempelajari struktur internal dan mengeksplorasi sumber daya alam, termasuk air, serta mempelajari dampak sinar kosmik juga radiasi elektromagnetik di permukaan Bulan.

Luna-25 juga dibekali beberapa kamera video yang akan merekam selang waktu pendaratan, panorama satelit alami Bumi dalam format HDR.

Stasiun otomatis itu bakal mengendapkan debu untuk dipelajari serta membuat rekaman video terprogram dan mengambil foto Bulan atas perintah dari Bumi.

Dengan meluncurkan Luna-25, Rusia akan berlomba melawan India yang meluncurkan pendarat bulan Chandrayaan-3 ke luar angkasa bulan lalu, seperti disitat dari Sky News dan Daily Sun, Senin, 14 Agustus.