Rupiah Berpotensi Melemah Imbas Kekhawatiran Perang Dagang AS dan China
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 18 Juli 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,34 persen di level Rp16.155 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,19 persen ke level harga Rp16.160 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pejabat tinggi bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengatakan bahwa The Fed lebih dekat untuk memangkas suku bunga mengingat lintasan inflasi yang membaik dan pasar tenaga kerja dalam keseimbangan yang lebih baik.
"Ancaman pembatasan AS terhadap Tiongkok meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang baru antar negara. Komentar baru-baru ini oleh calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengenai belanja pertahanan AS di Taiwan juga membuat sentimen terhadap pasar regional tetap gelisah," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat, 19 Juli.
Ibrahim menyampaikan langkah seperti itu dapat mewakili upaya berkelanjutan pemerintahan Biden untuk memutus akses Tiongkok terhadap kemajuan dalam kecerdasan buatan terhadap teknologi dan industri pembuatan chip.
Oleh sebab itu, hal tersebut juga dapat memicu tindakan pembalasan yang keras dari Beijing, sehingga memicu perang dagang baru antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 mampu berada dalam rentang 4,7 persen hingga 5,5 persen berkat kinerja perekonomian domestik. Konsumsi rumah tangga dan investasi mendorong kinerja produk domestik bruto (PDB) triwulan II-2024.
Ekspor barang meningkat didorong oleh kenaikan ekspor produk manufaktur dan pertambangan, terutama logam dan bijih logam serta besi baja, ke negara mitra dagang utama seperti India dan China.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dan IV juga diperkirakan akan tetap baik. Proyeksi positif ini juga didorong oleh rencana peningkatan stimulus fiskal dari 2,3 persen menjadi 2,7 persen dari PDB serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang utama.
Baca juga:
BI menyatakan akan terus memperkuat sinergi antara stimulus fiskal oleh Pemerintah dengan stimulus makroprudensial oleh BI. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi dapat didorong agar tetap berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan.
BI juga terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk memitigasi dampak risiko tingginya ketidakpastian global. Koordinasi kebijakan dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) ditempuh melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 19 Juli 2024 dalam rentang harga Rp16.140 - Rp16.200 per dolar AS.