JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah pada perdagangan Kamis 2 Juli. Rupiah dibuka melemah 11 poin ke level Rp14.294 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, meski pagi ini dibuka melemah, ia optimis rupiah akan bergerak menguat hari ini.
Faktornya, kata dia, rilisan data ekonomi AS yaitu data tenaga kerja dan data indeks aktivitas manufaktur bulan Juni semalam memberikan sentimen positif ke aset berisiko.
"Karena data menunjukkan pemulihan ekonomi. Itu di tengah pembukaan kembali aktivitas ekonomi meski pandemi COVID-19 masih berlangsung. Pasar juga mendapat kabar baik dari kemajuan penemuan vaksin oleh perusahaan farmasi Pfizer," ujar Ariston kepada VOI.
Pagi ini sejumlah aset berisiko Asia seperti indeks saham dan nilai tukar emerging markets terlihat menguat. Namun demikian,sentimen negatif yang masih membayangi pergerakan pasar bisa menutupi sentimen positif tersebut.
"Selain kekhawatiran pasar dengan terus meningginya kasus COVID-19 di dunia dan gelombang keduanya, pasar juga mendapatkan sentimen negatif baru dari disetujuinya UU pemberian sanksi bagi perbankan AS yang berbisnis dengan pejabat China yang menerapkan UU keamanan Hongkong," jelasnya.
Ini artinya UU sanksi ini sudah disetujui oleh dua partai yang saling beroposisi di AS. UU sanksi ini dikhawatirkan merembet ke urusan dagang kedua negara, AS dan China.
Ariston menjelaskan, notulen rapat the Fed yang dirilis dinihari tadi juga memberikan indikasi kondisi ekonomi yang masih dalam tekanan untuk jangka waktu yang lama karena COVID-19.
"Rupiah mungkin bisa menguat tipis hari ini setelah beberapa hari ini dalam tekanan.Rupiah berpotensi bergerak dalam kisaran Rp14.150-14.330 per dolar AS.
Kondisi Mata Uang di Asia
Pagi ini, mayoritas mata uang di Asia menguat di hadapan dolar AS. Penguatan dipimpin oleh dolar Taiwan yang terapresiasi 0,24 persen.
Disusul won Korea Selatan yang menguat 0,20 persen. Kemudian peso Filipina, yuan China, dan baht Thailand sama-sama menguat 0,06 persen.
Ringgit Malaysia dan dolar Singapura, keduanya menguat 0,01 persen.
Sementara mata uang yang melemah selain rupiah, adalah rupee India yang melemah 0,09 persen di hadapan dolar AS.