Roy Suryo: Ada Analisis Peretasan PDNS Disengaja

JAKARTA - Pakar telematika Roy Suryo mendesak Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi untuk segera menindak orang-orang yang dianggap bertanggung jawab dalam peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Menurut Roy Suryo, semua pihak yang diduga terlibat tidak boleh dibiarkan melenggang bebas karena peretasan ini berdampak sangat luas di masyarakat.

“Ini kejadian sangat besar dan berbahaya. Cuma, yang kita lihat, kenapa Pemerintah tampak abai?” ujar mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini kepada host Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu 17 Juli 2024.

Roy Suryo merincikan orang yang bertanggung jawab yang dimaksud salah satunya sosok berinisial DPA, yang diduga “orang dalam” di PDNS, yang pernah mengupload dokumen akses layanan (Government Cloud) PDNS di sebuah situs berbagi dokumen digital Scribd, yang terdeteksi menjadi awal mula masuknya hacker Brain Cipher meretas PDNS.

“Si DPA ini menaruh data itu di scribd dengan begitu jelas, berisi form, IP-nya, password, dan username-nya. Sehingga orang mudahnya mendapatkan akses,” kata dia.

Pihak yang bertanggung jawab lainnya adalah orang-orang yang mengetahui upaya penonaktifan fitur keamanan windows defender PDNS yang akhirnya mengakibatkan peretasan pada 17 Juni 2024 pukul 23.15 WIB. Kala itu mereka tidak mengambil tindakan ekstra cepat setelah mengetahui adanya peretasan, tapi seolah mendiamkannya.

“Nah kalau sudah diserang hacker begitu, maaf, sekali lagi saya bilang maaf ya, sebodoh-bodohnya orang menggunakan komputer, pasti kaget karena akan ada tandanya seperti pop up atau garis merah bila itu di server besar. Nah, harusnya petugasnya langsung bereaksi. Namun ini sama sekali nggak bereaksi bahkan hingga 23 hari. Makanya petugas yang ini harus dicari!” katanya.

Pihak lain yang bertanggung jawab adalah hacker Brain Cipher yang meretas PDNS. Roy Suryo menilai hacker ini mencurigakan karena memilih meminta maaf setelah meretas data pemerintah alih-alih melanjutkan permintaan imbalan. Roy juga meyakini sang hacker beraksi dari luar negeri tapi kemungkinan pelakunya adalah orang Indonesia.

“Pasti dia orang Indonesia. Karena kalau tidak, dia tidak mungkin bisa memanfaatkan kecerobohan, kebodohan-kebodohan, dan kesengajaan yang melakukan pihak-pihak itu (orang dalam PDNS),” kata Roy. “Banyak orang yang mengatakan mereka jangan-jangan bukan orang luar negeri asli. Kenapa? Bahasa Inggrisnya saat umumkan permintaan maaf saja ngaco, kayak bahasa Inggris google translate,” Roy menambahkan.

Roy Suryo lantas mengatakan keanehan mulai dari sikap Pemerintah dalam hal ini Kominfo, keberadaan “orang dalam” di PDNS, dan hacker yang meminta maaf memunculkan spekulasi yang besar di masyarakat. “Menurut saya memang ada satu tanda-tanda besar ya, big question, sebenarnya ini kesengajaan atau enggak,” kata Roy.

“Wajar kalau banyak analisis yang mengatakan ini disengaja, kenapa? Aturannya belum dibuat, sudah ada yang membocorkan passwordnya, tiba-tiba ada hacker yang awalnya minta 8 juta dolar kemudian gratis dan meminta maaf. Srimulat aja kalah lucu.” ucap Roy Suryo sambil tertawa. Saksikan selengkapnya di EdShareOn Eddy Wijaya! (ADV)