Jabat Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas Mundur dari Perdana Menteri Estonia
JAKARTA - Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengajukan pengunduran dirinya pada Hari Senin, seiring dengan terpilihnya ia sebagai Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, kata kantor presiden.
Perdana menteri perempuan pertama Estonia itu menyerahkan pengunduran dirinya secara resmi kepada Presiden Alar Karis dalam sebuah pertemuan singkat di Istana Kepresidenan di ibu kota, Tallinn, pada Hari Senin, dikutip dari AP 15 Juli.
Langkah perdana menteri tersebut secara otomatis memicu pengunduran diri Kabinet tiga partai Kallas, yang terdiri dari Partai Reformasi berhaluan kanan-tengah, Partai Sosial Demokrat dan partai liberal Estonia 200.
Kallas (47) memimpin partai Reformasi menuju kemenangan dalam pemilihan parlemen pada tahun 2019 dan 2023 dan telah memimpin pemerintahan sejak tahun 2021, dikutip dari Reuters.
Ia akan tetap menjadi perdana menteri sementara Estonia hingga pemerintahan berikutnya dikonfirmasi pada awal Agustus, kata lembaga penyiaran publik Estonia, ERR.
Partai Reformasi telah menunjuk Menteri Iklim Kristen Michal untuk menjadi perdana menteri Estonia berikutnya, sambil menunggu negosiasi untuk mengkonfigurasi ulang kabinet dengan mitra koalisinya.
Namun, nominasi Michal harus disetujui oleh Presiden Karis dan parlemen beranggotakan 101 orang, atau Riigikogu.
Baca juga:
- Terima Menlu Inggris, Presiden Herzog Sebut Israel Perangi Upaya Iran untuk Merusak Stabilitas Global
- Tidak Ada Kemungkinan Korban Selamat, Otoritas Nepal Fokus Cari Mayat Penumpang Bus yang Disapu Tanah Longsor
- Serukan Penurunan Suhu Politik Usai Penembakan Trump, Presiden Biden: Kekerasan Tidak Pernah Menjadi Jawaban
- Presiden Biden Perintahkan Secret Service Tingkatkan Pengamanan Donald Trump Usai Penembakan
Seperti halnya Kallas, kabinet saat ini akan terus menjadi pemerintahan sementara hingga kabinet baru dilantik.
Sementara itu, merangkum 3,5 tahun kepemimpinan Kallas di negara berpenduduk 1,3 juta jiwa tersebut, Presiden Karis mengatakan dalam sebuah pernyataan, "ini adalah masa yang penuh dengan krisis, tonggak sejarah (seperti) virus corona, resesi ekonomi dan perang di Eropa, ketika Rusia menghancurkan gambaran keamanan kita sebelumnya dengan agresinya di Ukraina".
Diketahui, Uni Eropa dalam pertemuannya di Brussels bulan lalu mengumumkan nama-nama yang akan blok tersebut lima tahun kedepan. Mereka adalah Ursula von der Leyen untuk Presiden Komisi Eropa, Kaja Kallas (Kepala Kebijakan Luar Negeri) dan Antonio Costa (Presiden Dewan Eropa).