Rezim Militer Myanmar Kenakan Tuduhan Korupsi Baru, Aung San Suu Kyi Terancam 30 Tahun Penjara
JAKARTA - Rezim militer Myanmar mengenakan tuduhan korupsi baru terhadap Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, yang disebut menerima uang suap lebih dari 550 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar 704,79 juta kyat atau Rp7,9 miliar.
Suap tersebut diberikan oleh U Maung Waik, pengembang lokal yang memiliki Say Paing Company. Melansir The Irrawaddy dari saluran televisi militer Myawaddy, Ia memberikan uang secara terpisah dalam empat kesempatan antara tahun 2018-2020.
"Tidak ada saksi dalam kasus tersebut. Namun, Ia menyebut ada dua orang yang hadir saat pertama kali memberikan uang dalam kantong kertas di tahun 2018," sebut laporan Myawaddy, Kamis 18 Maret.
Dalam pertemuan tersebut, uang yang diberikan disebut untuk Yayasan Daw Khin Kyi, sebuah badan amal yang didirikan oleh Daw Aung Suu Kyi di mengenang almarhum ibunya.
Pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw, membantah tuduhan suap yang dilayangkan pada kliennya itu. Maung Zaw menganggap tuduhan suap itu seperti lelucon.
Tuduhan baru ini datang, setelah pekan lalu Suu Kyi dituduh menerima suap 600.000 ribu dolar AS dan lebih dari 11,43 kg emas dari Kepala Menteri Wilayah Yangon U Phyo Min Thein yang ditahan antara Desember 2017 hingga Maret 2018.
Jika terbukti bersalah atas kedua tuduhan tersebut, Aung San Suu Kyi yang saat ini berusia 75 tahun, akan menghadapi hukuman penjara gabungan selama 30 tahun.
Di luar tuduhan korupsi, Aung San Suu Kyi juga dihadapkan pada empat dakwaan dari rezim militer Myanmar, sejak kudeta 1 Februari lalu. Mulai dari penghasutan, pelanggaran impir dan penggunaan walkie-talkie tanpa izin, hingga melanggar pembatasan COVID-19 yang membuatnya menghadapi ancaman 9 tahun penjara.
Daw Khin Kyi Foundation
Rezim militer melakukan penyelidikan terhadap keuangan Yayasan Daw Khin Kyi bulan lalu. Tindakan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran bahwa hal itu bisa menjadi alasan untuk mengajukan lebih banyak dakwaan terhadap pemimpin de facto negara tersebut.
Pada Hari Rabu, rezim militer mengumumkan melalui Myawaddy, sejak Januari 2013 hingga Januari 2021 lebih dari $ 7,9 juta mengalir ke tiga rekening mata uang asing milik yayasan. Termasuk sumbangan dari LSM asing, LSM internasional, dan perusahaan dari Inggris, China, AS, Jepang, dan tempat lain. .
Selama periode itu, total lebih dari 36,7 miliar kyat yang disumbangkan oleh 51 donor di dalam dan luar negeri mengalir ke 13 rekening mata uang yayasan di Myanmar. Dari jumlah itu, lebih dari 30,6 miliar kyat ditarik, dan lebih dari 6,04 miliar kyat tetap disimpan.
Baca juga:
- Perusahaan Migas Asing Tunda Bisnis, Rezim Militer Myanmar Bisa Kehilangan Pendapatan hingga 1 Miliar Dolar AS
- Paus Fransiskus: Jika Perlu Saya Berlutut di Jalanan Myanmar dan Meminta Kekerasan Dihentikan
- Bantah Tuduhan Militer Myanmar, Yayasan Sosial Miliarder George Soros Tuntut Pembebasan Staf yang Ditahan
- Pasok Energi untuk Myanmar, Perusahaan Migas Prancis Total Kutuk Kudeta Militer
Rezim militer Myanmar juga mengklaim, penggunaan uang oleh yayasan menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.
"Penyelidikan ekstensif lebih lanjut sedang dilakukan terhadap arus kas, pengeluaran dan tabungan Yayasan Daw Khin Kyi," sebut rezim militer dalam pernyatannya.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.