Nawawi Pomolango Sebut kasus Firli Tak Jelas Tapi Bikin Citra KPK Buruk
JAKARTA - Ketua sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango mengatakan kasus eks Ketua KPK Firli Bahuri membuat lembaganya terpuruk.
Hal ini disampaikan oleh Nawawi dalam rapat kerja antara KPK dengan Komisi III DPR, Senin, 1 Juli. Awalnya, ia menyebut memahami citra lembaganya terpuruk gara-gara banyak hal seperti kasus Firli Bahuri yang diduga memeras eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
“Berhubungan soal citra lembaga kami sangat memahami keterpurukan citra lembaga seperti ini beberapa yang melatarbelakangi, misalnya case-nya ketua terdahulu,” kata Nawawi dalam rapat yang ditayangkan di YouTube DPR RI.
Nawawi kemudian menyinggung kasus ini tidak kunjung mendapat kejelasan. “Berkas perkaranya bolak-balik pada tingkat kepolisian daerah metro dan Kejaksaan Tinggi DKI,” tegasnya.
“Dan kami sudah menerima keterpurukan daripada penetapan yang bersangkutan sebagai tersangka tanpa kita sekarang tahu bagaimana dengan nasibnya,” sambung Nawawi.
Baca juga:
Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi III DPR Benny K Harman mempertanyakan nasib Ketua KPK terdahulu, Firli Bahuri dalam rapat kerja. Katanya, sosok ini menghilang begitu saja.
"Tolong jelaskan ada apa dengan Ketua KPK? Jelaskan itu. Jelaskan kepada publik, bukan kepada kami, kepada publik supaya publik tahu. Jangan didiamkan, ada apa? Publik nggak tahu ada apa di KPK ini. Ketua KPK-nya menghilang, masa menghilang begitu saja," tanya Benny dalam rapat kerja KPK dengan Komisi III DPR, Senin, 1 Juli.
Politikus Demokrat itu juga menyinggung soal pimpinan KPK yang melaporkan anggota dewan pengawas (Dewas). Kemudian, ada juga pemimpin komisi antirasuah yang seenaknya mundur diri setelah dinyatakan melanggar kode etik.
Sehingga, dia mempertanyakan kekuatan KPK yang kini rapuh. Sebab tak memproses komisionernya yang melanggar etika dan korupsi.
"Kedua, ada anggota pimpinan KPK ya, melapor anggota Dewas, ya. Ada di sini pimpinan KPK-nya, ada apa itu? Begitu rapuh kah KPK ini? Dulu ada, pimpinan KPK yang dinyatakan melanggar kode etik. Lalu, dengan enak saja dia mengundurkan diri, loh kok begitu," ujarnya.