Archi Indonesia, Perusahaan Tambang dan Produsen Emas Milik Konglomerat Peter Sondakh Ini Mau IPO
JAKARTA - Perusahaan tambang emas dari Rajawali Group, PT Archi Indonesia dikabarkan akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Mengutip bisnis.com, Rabu 17 Maret, dalam proses ini perseroan melakukan edukasi dengan para investor pada 12 Maret 2021 hingga 26 Maret 2021. Nantinya, dana IPO yang didapatkan akan digunakan untuk membayar kembali pinjaman yang ada.
"Credit Suisse akan bertindak sebagai joint lead manager atas aksi itu," tulis bisnis.com yang melansir Bloomberg.
Archi Indonesia adalah satu dari sekian entitas bisnis yang dimiliki oleh PT Rajawali Corpora atau Grup Rajawali. Perusahaan ini adalah milik konglomerat Peter Sondakh, orang terkaya nomor 18 di Indonesia dengan kepemilikan harta 1,5 miliar dolar AS.
PT Archi Indonesia memiliki 100 persen saham di proyek tambang emas dan perak Toka Tindung di Sulawesi Utara. Hak penambangan Proyek Toka Tindung perseroan itu melalui Kontrak Karya (KK) dua entitas usaha Archi, yaitu PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya.
Kedua KK tersebut memiliki total sekitar 40 ribu hektare yang berlaku hingga 2041, dengan kemungkinan perpanjangan jangka waktu 2x10 tahun. Sejak didirikan pada 2010, Archi Indonesia telah memproduksi lebih dari 8 ton emas per tahun.
Baca juga:
- Sri Mulyani: 1 Hari Itu 24 Jam, Jadi Meski Kamu Anak Chairul Tanjung, Tidak Mungkin Jadi 35 Jam
- Perusahaan Batu Bara Milik Konglomerat Low Tuck Kwong Perpanjang Fasilitas Pinjaman Rp252 Miliar dari QNB Indonesia
- BCA, Bank Milik Konglomerat Hartono Bersaudara Ini Kasih Bunga Kredit Mobil Cuma 2,9 Persen
- Setelah Diparkir Bursa Hampir 2 Pekan, Saham Bank Milik Konglomerat Tony Winata Anjlok
Melihat kinerja, Archi Indonesia membukukan pendapatan 393,3 juta dolar AS per September 2020. Raihan tersebut naik 2,5 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar yang sebesar 838,69 juta dolar AS.
Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Archi Indonesia sebesar 123,33 juta dolar AS. Capaian itu tumbuh 32,6 persen daripada perolehan 2019 yang senilai 92,99 juta dolar AS.
Sebenarnya, Archi Indonesia pernah hampir IPO akhir 2014. Namun aksi itu harus ditunda karena situasi pasar yang dinilai tidak kondusif akibat volatilnya harga komoditas dan kondisi makro ekonomi global yang tidak menentu.
Padahal jika IPO itu jadi, Archi Indonesia berpotensi meraup dana segar hingga Rp3,9 triliun. Pasalnya, produsen emas Lotus Archi tersebut tadinya ingin melepas sebanyak-banyaknya 1,6 miliar lembar saham di kisaran harga Rp1.895 - Rp2.445.