Disuntik Vaksin COVID-19 Sebelum Ketemu Joe Biden, PM Jepang Suga: Tidak Sakit
JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga menerima dosis pertama vaksin COVID-19 pada Hari Selasa 16 Maret. PM Suga menjadi pejabat pemerintah pertama yang divaksin secara terbuka.
Selain itu, vaksinasi ini juga dilakukan sebelum Ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bulan depan. Selain PM Suga, sejumlah pejabat lainnya juga menerima vaksin COVID-19.
Rencananya, PM Suga bersama sekitar 80 hingga 90 pejabat Jepang sebelum berangkat ke Amerika Serikat bulan depan. PM Suga akan menjadi menjadi pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Presiden Biden usai pelantikan 20 Januari lalu.
"Tidak sakit," kata Suga kepada wartawan menerima vaksin COVID-19. Seorang dokter memeriksa mata dan tenggorokannya sebelum menerima suntikan di lengan kirinya, melansir Reuters.
Jepang memulai kampanye vaksinasi COVID-19 pada bulan lalu. Vaksin yang digunakan merupakan vaksin impor lansiran Pfizer Inc BioNTech.
Terpisah, Taro Kono, menteri yang bertanggung jawab atas upaya vaksin Jepang menyebut, Jepang fokus memberikan vaksin kepada petugas kesehatan dan mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Kono mengatakan, Kaisar Jepang Naruhito, yang baru berusia 61 tahun, harus menunggu gilirannya. Sementara, sang ayah mantan kaisar Akihito (87) berada dalam kelompok prioritas pertama.
Baca juga:
- Kutuk Kudeta Militer, Produsen Pakaian Italia OVS Tangguhkan Bisnis dengan Pemasok Myanmar
- Myanmar Kembali Putus Akses Internet, Sidang Virtual Aung San Suu Kyi Ditunda
- Moderna Mulai Uji Coba Vaksin COVID-19 Generasi Baru, Targetkan Varian Afrika Selatan
- Amerika Serikat - Korea Selatan Latihan Militer Bareng, Korea Utara Tebar Ancaman
PM Suga berjanji untuk memberikan dosis vaksin COVID-19 yang cukup untuk 126 juta penduduk negara itu, paling lambat pada Bulan Juni mendatang, sebelum Olimpiade Tokyo dimulai pada 23 Juli.
Jepang telah memberikan setidaknya satu suntikan vaksin kepada lebih dari 290.000 orang hingga Senin kemarin. Sementara, pasokan vaksin telah mengalir dari pabrik Pfizer di Eropa, dan diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.