KSP Minta Amien Rais Hati-hati Menuding Jabatan Presiden Diubah Jadi 3 Periode
JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian meminta agar pendiri Partai Ummat, Amien Rais berhati-hati menyampaikan spekulasi agar tidak menjadi fitnah.
Hal ini disampaikannya menanggapi pernyataan Amien yang menduga ada skenario perubahan ketentuan dalam UUD 1945 soal masa jabatan presiden dari dua periode menjadi tiga periode.
"Pak Amien Rais harus hati-hati karena spekulasi tanpa dasar bisa disebut sebagai fitnah," kata Donny saat dihubungi wartawan, Senin, 15 Maret.
Selain itu, dirinya juga menyebut spekulasi yang disampaikan oleh mantan Ketua MPR itu tidak berdasar. Mengingat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu dengan tegas menolak usulan penambahan masa jabatan presiden selama tiga periode.
"Itu spekulasi dan tidak tahu apa motifnya mengatakan spekulasi macam itu. Presiden sudah menegaskan menolak usulan tiga periode. Buat presiden, konstitusi menggariskan dua periode dan itu yang harus dijadikan pedoman," tegasnya.
Karenanya, Donny meminta spekulasi semacam ini tidak lagi disampaikan ke publik. Apalagi, tidak ada bukti yang disampaikan oleh Amien Rais terhadap tudingan ini.
"Jadi hati-hati. Apa yang disampaikan tanpa bukti, hanya spekulasi, melontarkan teori konspirasi. Padahal presiden sudah mengatakan tidak ada yang namanya tiga periode. Konstitusi menggariskan dua periode," jelasnya.
Isu terkait perubahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode ini bukan kali pertama berembus. Pada 2019 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan pernah menanggapi usulan ini dengan menyatakan ada pihak yang sedang mencari muka pada dirinya.
Dia menilai sebaiknya amandemen UUD tidak perlu dilakukan dan sebaiknya berfokus pada tekanan-tekanan eksternal.
"Sejak awal sudah saya sampaikan bahwa saya produk pemilihan langsung. Saat itu waktu ada keinginan amandemen, apa jawaban saya? Untuk urusan haluan negara, jangan melebar ke mana-mana," kata Jokowi dikutip dari situs Sekretariat Kabinet.
Jokowi menyebut usulan ini menandakan tiga hal yaitu ada pihak yang sengaja cari muka pada dirinya hingga berniat menjerumuskannya.
"Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode, itu ada 3. Ingin menampar muka saya, ingin cari muka, padahal saya punya muka. Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja, sudah saya sampaikan," tegas eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Baca juga:
- Ombudsman Temukan 3 Maladministrasi Insentif Nakes Era Akhyar, Bobby Nasution yang Minta Maaf
- Langit Malam Bertabur Gemerlap Bintang di Bali saat Nyepi, Ini Penjelasan BMKG soal Milky Way
- Joko Tjandra: Saya Lelaki Tua yang Rindu Tanah Air, Tapi Ditipu
- Joko Tjandra Bantah Suap Jaksa Pinangki, Uang 500 Ribu Dolar AS Diklaim Bayar Fee Konsultan-Pengacara
Diberitakan sebelumnya, lewat akun YouTubenya, mantan Ketua MPR Amien Rais mengungkapkan adanya usaha dari pemerintahan Jokowi untuk menguasai lembaga tinggi negara dan hal ini dianggap berbahaya.
Dalam video yang diunggahnya itu, Amien juga curiga rezim Jokowi bakal menorong sidang MPR untuk melakukan perubahan terhadap dua pasal. Salah satunya adalah mengubah masa jabatan presiden.
"Jadi mereka akan mengambil langkah pertama meminta Sidang Istimewa MPR yang mungkin satu dua pasal katanya perlu diperbaiki. Yang mana, saya juga tidak tahu tapi kemudian nanti akan ditawarkan pasal baru yang kemudian memberikan hak bahwa presiden itu bisa dipilih tiga kali," ungkapnya seperti dikutip dari video tersebut yang diunggah di akun Amien Rais Official.
"Kalau ini betul-betul keinginan mereka, maka saya kira kita sudah segera bisa mengatakan inalillahi wa inalillahirojiun," imbuhnya.