Rayakan Hari Lingkungan Hidup, TikTok Soroti Konten Kreator yang Mendorong Gaya Hidup Ramah Lingkungan

JAKARTA – Peningkatan limbah sampah merupakan isu yang sedang diperhatikan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. TikTok menyadari bahwa isu ini sangat penting dan tidak bisa diabaikan oleh manusia.

Sebagai salah satu platform yang banyak digunakan di Indonesia, TikTok mendorong konten edukasi dari para kreator konten. Salah satu konten yang mereka dukung adalah pengolahan limbah dan penerapan gaya hidup yang ramah lingkungan.

Dukungan ini penting untuk diberikan karena tumpukan sampah semakin meningkat. Bahkan, menurut laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun lalu, jumlah sampah di Indonesia sudah mencapai 19,56 juta ton.

Sebagai pengingat pentingnya melestarikan lingkungan hidup, TikTok merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan menyoroti dua kreator konten di platformnya sekaligus pemerhati lingkungan hidup, yaitu Dwi Sasetyaningtias dan Bevstan.

Tyas dan Bev memiliki cara yang berbeda dalam mengajak komunitas TikTok untuk menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan. Tyas kerap mengajak pengikutnya untuk mendaur sisa sampah, sedangkan Bev mengajak pengikutnya untuk mendaur ulang barang bekas.

Limbah pakaian dari industri fast fashion bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, mulai dari polusi hingga penyumbatan air tanah. Oleh karena itu, Bev melalui akun odetoless mengajak pengikutnya untuk mengubah pakaian bekas menjadi tisu dapur atau pembalut kain.

Sementara itu, Tyas melalui akun sasetyaningtyas mengingatkan bahwa sampah dapur organik seperti kulit buah dan batang sayur bisa dijadikan kompos. Caranya cukup mudah, sampah organik hanya perlu disimpan ke dalam lubang piori atau lubang resapan.

Setelah itu, biarkan sampah dapur organik selama beberapa hari. Jika sampahnya sudah menghitam, tidak berbau, dan tidak memiliki binatang pengurai, sampah ini sudah bisa digunakan sebagai pupuk kompos.