Rezim Militer Myanmar Tuduh Profesor Ekonomi Australia yang Ditahan Miliki Informasi Rahasia
JAKARTA - Rezim militer Myanmar mengklaim, penasihat ekonomi Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi asal Australia, Sean Turnell, ditahan lantaran coba melarikan diri dari Myanmar dengan membawa informasi rahasia dan penting.
Dalam pernyataannya melalui stasiun televisi MRTV yang dikendalikan pemerintah, rezim militer Myanmar menyebut profesor ekonomi yang telah ditahan selama sebulan itu memiliki informasi keuangan rahasia.
Rezim militer Myanmar menyebut, sesaat setelah kudeta 1 Februari pakar ekonomi dari Macquarie University, Australia itu coba melarikan diri keluar dari Myanmar.
“Upaya untuk melarikan diri dari negara oleh mantan penasihat ekonomi luar negeri pemerintah, Sean Turnell, dihentikan tepat waktu dan informasi keuangan negara dirahasiakan," sebut pernyataan itu melansir The Irrawaddy.
"Menteri tingkat serikat sedang mengambil tindakan hukum," kata lanjut pernyataan tersebut.
Tuduhan rezim militer ini muncul sehari setelah Pemerintah Australia menangguhkan program kerja sama pertahanannya dengan Myanmar, karena kekhawatiran atas meningkatnya kekerasan dan meningkatnya korban tewas.
Australia telah berulang kali menyerukan pembebasan Turnell dan tidak ada yang tahu keberadaannya sejak dia ditahan oleh militer pada 6 Februari. Media Australia memberitakan bahwa Turnell mendapat kesempatan untuk berbicara dengan istrinya, Dr. Ha Vu, seorang dosen ekonomi di Sydney, pekan lalu. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia diperlakukan dengan baik tetapi dia masih tidak tahu tuduhan apa yang akan dia hadapi.
Sementara itu, melansir The Sydney Morning Herald Pemerintah Australia tidak mengetahui klaim tentang Turnell yang mencoba meninggalkan negara dengan informasi keuangan rahasia sampai diumumkan.
"Myanmar belum memberikan konfirmasi kepada Australia tentang alasan penahanan Profesor Turnell," kata Juru Bicara Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.
“Profesor ekonomi Sean Turnell telah bekerja sebagai penasihat ekonomi di Myanmar selama bertahun-tahun, membantu mendukung pertumbuhan ekonomi Myanmar. Dia melakukannya atas undangan tegas dari Pemerintah Myanmar dan sangat dihormati atas karyanya. Profesor Turnell telah ditahan dengan akses konsuler terbatas selama lebih dari 30 hari. Kami terus menganggap ini sebagai penahanan sewenang-wenang," paparnya.
Baca juga:
- Sempat Dikepung Militer Myanmar Semalaman, Ratusan Pengunjuk Rasa Bisa Keluar dari Yangon
- Sempat Dikepung Militer Myanmar Semalaman, Ratusan Pengunjuk Rasa Bisa Keluar dari Yangon
- Ditolak Donald Trump, Pemohon Visa AS dari Negara Muslim Bisa Mengajukan Permohonan Kembali
- Ditahan Junta Militer Myanmar, Keluarga Minta Profesor Ekonomi Australia Dibebaskan
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marise Payne telah berulang kali menyerukan pembebasan Turnell, yang keberadaannya tidak diketahui publik sejak dia ditangkap setelah kudeta militer Myanmar.
"Kami tidak menerima kondisi penahanannya dan alasan penahanannya," kata Payne pada Hari Senin.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.