Pungli di Masjid Istiqlal Terorganisir dan Berkelompok, Polisi Bakal Telusuri Pihak yang Terlibat

JAKARTA - Praktik parkir liar di kawasan depan Masjid Istiqlal, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat selalu luput dari pengawasan. Akibatnya, hingga saat ini keberadaan parkir liar di kawasan itu terus bertumbuh subur.

"Ini pernah diselidiki semenjak dari tahun lalu, sampai dengan saat ini kami melakukan penyelidikan, namun belum ada orang yang menjadi korban secara langsung kemudian melaporkan ke Polsek Sawah Besar," ujar Kapolsek Sawah Besar Kompol Dhanar Dhono Vernandhie, Senin, 13 Mei.

Sulitnya parkir liar diberantas karena tingkat Polsek Sawah Besar memiliki keterbatasan kewenangan. Terkait pelanggaran lalu lintas, sambungnya, itu sudah dijelaskan adanya di Satlantas.

"Karena ini awal mulanya ada pelanggaran lalu lintas, seputaran ini (seberang Katedral) adalah zona dilarang parkir," ucapnya.

"Apakah nanti ke depan akan ada tindak lanjut terkait masalah perpakiran? Karena hulunya dulu yang mesti dibenerin (diperbaiki). Kalau hilirnya, jalan terus," imbuhnya.

Hingga kini, Polsek Sawah Besar masih menunggu adanya laporan korban pemalakan dari kasus parkir liar di depan Masjid Istiqlal.

"Apabila ada yang merasa jadi korban pemalakan, ketika itu dilaporkan, pasti akan kami tindaklanjuti," ujarnya.

Kapolsek mengimbau bagi masyarakat yang pernah menjadi korban berkaitan dengan terduga pelaku, ditunggu laporannya ke Polsek Sawah Besar.

Sementara dari pengakuan jukir berinisial AB (49) dan J (26) yang ditangkap Polsek Sawah Besar setelah viral, diketahui bahwa ada beberapa kelompok yang melakukan operasinya di kawasan itu.

"Ini masih kami dalami siapa yang nanti melakukan pengendalian di kegiatan dia. Sementara ini kami dalami kelompok-kelompoknya terlebih dahulu. Masalahnya kalau ada yang merasa menjadi korban lalu melaporkan akan lebih mudah bagi kami untuk melakukan pengungkapan," katanya.

Hasil penyelidikan Polsek Sawah Besar, di lahan parkir liar depan Masjid Istiqlal terdapat kelompok-kelompok lain yang tugasnya shift.

"Ini yang terus kami dalami, sampai sejauh mana peran dan keterlibatan kelompok yang lain. Kami dalami terus ke mana saja alirannya (setoran uang parkir liar di depan Masjid Istiqlal)," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, maraknya parkir liar di depan Masjid Istiqlal, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, kerap dimanfaatkan para preman karena terbatasnya area parkir resmi yang disediakan pengelola Masjid Istiqlal.

Sehingga kelompok preman kerap memanfaatkan situasi tersebut dengan memakai badan jalan untuk parkir liar kendaraan mobil hingga bus pariwisata.

Dari pengakuan jukir berinisial AB (49), dirinya sudah bertahun - tahun menjaga lahan parkir liar di depan Masjid Istiqlal bersama teman - teman kelompoknya.

"Hasilnya buat makan aja, tidak ada setoran. Kita buat pribadi, buat makan, bagi -bagi aja. Parkiran disini sudah lama, tidak (koordinasi)," ucap AB kepada VOI di lokasi, Senin, 13 Mei.