Dua Kasus COVID-19 B117 Varian Inggris dan Potensi Pandemi jadi Endemik: Situasi Kita Saat Ini
JAKARTA - Dua kasus virus corona B117 di Indonesia jadi fokus baru pemerintah. Varian COVID-19 asal Inggris itu muncul ketika vaksinasi mulai dilakukan. Banyak juga penelitian yang menyebut COVID-19 akan segera jadi endemik. Bagaimana memahami situasi ini?
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah merespons dua kasus virus corona B117 dengan banyak cara. Pemerintah segera memperketat pintu kedatangan luar negeri dan menggencarkan prosedur lain.
"Termasuk prosedur karantina, isolasi, dan perawatan secara holistik dan relatime," kata Wiku.
Virus corona B117 masuk lewat dua tenaga kerja Indonesia perempuan berinisial M dan A. Keduanya adalah warga Karawang, Jawa Barat. Mereka baru pulang dari Arab Saudi menggunakan pesawat Qatar Airways.
Kedatangan kedua TKI itu ke Indonesia menggunakan pesawat berbeda meski sama-sama mendarat di Bandara Soekarno Hatta. M mendarat pada 28 Januari 2021, sementara A mendarat 31 Januari 2021.
Prosedur tes usap kemudian dilakukan terhadap keduanya. Hasilnya positif. Uji whole genome sequencing menunjukkan keduanya terpapar corona varian baru asal Inggris. Otoritas kemudian menetapkan isolasi bagi keduanya di Jakarta.
Kabar terakhir, Jumat, 5 Maret, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan M dan A telah negatif. Meski begitu keduanya masih menjalani isolasi mandiri. Terkait proses tracing dari dua kasus ini, Ridwan Kamil belum dapat memastikan.
"Kita (Pemprov Jawa Barat) masih belum yakin (tidak menularkan). Jadi kita lakukan tambahan isolasi," kata Ridwan Kamil hari itu.
Kembali ke Dante, ia mengatakan pemerintah telah melakukan koordinasi dengan para peneliti. Langkah-langkah strategis akan diambil berdasar landasan keilmuan, termasuk berdasar perkembangan pemahaman atas virus ini.
COVID-19 jadi endemik
Di tengah pembicaraan buruknya penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, muncul kabar yang menyebut pandemi COVID-19 akan menjadi endemik. Di satu sisi kabar tersebut bisa diartikan virus corona baru tak akan lenyap dari muka bumi, namun di lain sisi ini bisa juga diartikan sebagai angin segar yang membawa dunia ke dalam kondisi yang lebih baik.
Survei Nature mengungkapkan banyak ilmuwan yakin COVID-19 bakal menjadi endemik dan dampaknya akan berkurang seiring waktu. Lantas apakah ini artinya pandemi virus corona akan segera berakhir? Seperti apa dunia bila corona menjadi penyakit endemik? Dan bagaimana pandemi COVID-19 bisa berubah status menjadi endemik?
Dalam survei kepada lebih dari 100 ahli imunologi, virologi, dan peneliti penyakit menular, hampir 90 persen mengatakan COVID-19 akan menjadi endemik. Itu artinya, penyebaran virus atau penyakit bakal konstan dan cenderung terkendali dalam suatu wilayah geografis tertentu menurut Centers for Disease Control (CDC).
Misalnya saja kasus penyebaran penyakit flu di Amerika Serikat (AS), dan ada empat jenis virus corona endemik yang menyebabkan badan demam. Kalau di Indonesia salah satu contoh endemik adalah penyakit malaria di Papua.
Profesor Imunologi dari Universitas La Jolla AS, Erica Ollman Saphire mengatakan jika COVID-19 menjadi endemik, artinya virus ini tak akan pernah hilang dari muka bumi. Meski begitu, Saphire juga bilang orang akan hidup lebih baik secara keseluruhan. "Dan tidak sakit karena virus," kata Saphire dikutip CNBC.
Bahasan soal setahun pandemi COVID-19 beserta endemik telah kami bahas mendalam lewat Tulisan Seri khas VOI edisi pekan lalu: Dunia Mungkin Lebih Baik Jika COVID-19 jadi Endemik.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Kita Rindu Interaksi Sosial, Kita Mungkin akan Mencintai Lukisan The Common karya Kathryn Maple
- Di Usia Berapa Kamu Sadar Keramahan Indonesia Ternyata Semu? Berterimakasihlah pada Microsoft
- Komersialisasi Mimpi Macam Inception Bisa jadi Nyata setelah Penelitian Terbaru soal Lucid Dream
- Wagub DKI Riza Patria Klaim Kendalikan COVID-19, Bagaimana Datanya?