Pengalaman Umroh Membuat Asty Ananta Sibuk Perbaiki Diri Hadapi Kematian
JAKARTA - Selebritas Asty Ananta membagikan kabar terbarunya yang kini sedang sibuk memperbaiki diri menjadi sosok yang lebih baik setelah menjalani ibadah umrah pertama kali bersama suaminya, Hendra Suyanto pada bulan Ramadan kemarin.
Bukan tanpa alasan, pasalnya saat umrah Asty Ananta menyaksikan ustazah yang merupakan istri dari ustaz yang membimbingnya meninggal dunia. Hal ini yang akhirnya membuat ia seakan diingatkan soal kematian dan keikhlasan.
"Kalau saya dan suami selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tapi kami berusaha dan berdoa semoga Allah izinkan kami menjadi pribadi lebih baik dan menjaga adab berpikirnya yang baik," kata Asty Ananta di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin, 29 April.
"Pun berbisnis begitu, kami sepakat mengejarnya lebih ke berkah, jadi tidak hanya bicara soal materi. Kami percaya Tuhan kasih umur yg panjang pasti untuk melakukan dan menjadi manfaat bagi banyak orang," sambungnya.
Bagi wanita berusia 39 tahun ini pengalaman tersebut menjadi pengalaman yang membuat ia menjadi lebih banyak bersyukur atas kehidupan yang didapatkannya.
"Mungkin kalau bagi saya pribadi diingatkan tentang kematian itu seperti kemarin setelah salat itu kan di tanah suci biasanya misal setelah salat isya tarawih ada salah jenazah itu betul-betul bagaimana kami mengucapnya," tuturnya.
Baca juga:
- Cara Babe Cabita Mempersiapkan Mental Istri agar Kuat usai Divonis Umurnya Tinggal 3 Minggu
- Daftar Tanggal Merah Mei 2024, Ada Dua Long Weekend di Bulan Ini!
- Han So Hee dan Jeon Jong Seo Konfirmasi Gabung Drama Project Y
- Sinopsis Drama China Young Babylon: Perjuangan Yang Chaiyu dan Neo Hou Merantau ke Kota
"Ya antara kami terharu, merasakan nikmat Allah luar biasa kami dikasih umur panjang tapi kami juga diziinkan mendoakan yang berpulang, berpulangnya di tanah suci insyallah menunaikan satu ibadah di bulan Ramadan," jelas Asty Ananta.
Oleh karena itu, Asty dan suaminya semenjak itu mempersiapkan batin mereka untuk mempersiapkan kematian dengan penuh rasa syukur bukan ketakutan.
"Memang persiapannya batin terutama saya dan suami saya meyakini bahwa yang namanya meninggal itu pasti tapi bagaimana mempersiapkan agar yang ada adalah syukur saat dipanggil dan bukan ketakutan saat menghadapi itu," pungkasnya.