Teka-Teki Pendiri Demokrat, di Mana Posisi SBY?
JAKARTA - Sejarah Partai Demokrat menjadi masalah baru dalam perdebatan konflik penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB).
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) justru disebut tidak berperan banyak dalam membangun Partai Demokrat. Bahkan sebagian pendiri menyatakan SBY bukanlah pendiri partai lantaran ketua umum pertama Partai Demokrat itu baru muncul di hadapan para anggota setelah mundur sebagai Menko Polhukam era Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri.
"Pak SBY setelah mundur dari kabinet Ibu Megawati baru muncul pada acara Partai Demokrat di Hotel Kinasih di Bogor. Ini menegaskan bahwa SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat," sebut mantan politikus PD, Jhoni Allen Marbun dalam video yang tersebar, dikutip Senin, 1 Maret.
Jhoni mengungkapkan, SBY baru bergabung dengan Partai Demokrat setelah para kader bersusah payah meloloskan partai dalam verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti Pemilu 2004.
"SBY tidak berkeringat sama sekali. Apalagi berdarah-darah," katanya.
SBY, dikatakan, hanya menyumbang Rp100 juta ke dalam bentuk empat lembar travel check dalam partisipasinya pada Pemilu 2004.
"SBY bergabung dengan Partai Demokrat setelah lolos verifikasi KPU dengan memasukkan almarhumah Ibu Ani Yudhoyono sebagai salah satu Wakil Ketua Umum. Dan hanya menyumbang uang Rp 100 juta dalam bentuk empat lembar travel check di hotel di Bogor," jelasnya.
Jhoni menjelaskan, pendirian Partai Demokrat dilakukan oleh 99 orang pendiri partai di Jakarta.
Dari 99 Pendiri Tidak Ada Nama SBY
Salah satu pendiri Partai Demokrat, Hencky Luntungan menyebutkan SBY baru bergabung dengan Partai Demokrat pada 2004 lalu. Sedangkan Partai Demokrat sudah mulai dibentuk sejak tahun 2001.
Pada 20 Agustus 2001, Vence Rumangkang yang dibantu oleh Sutan Bhatoegana berupaya mengumpulkan orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah partai politik.
Pada akhirnya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 orang yang bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik yaitu Vence Rumangkang, Ahmad Mubarok, A. Yani Wachid, Subur Budhisantoso; Irzan Tanjung, RMH. Heroe Syswanto Ns, RF. Saragjh, Dardji Darmodihardjo, dan Rizald Max Rompas, serta T Rusli Ramli, MS.
Namun, untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (lima puluh) orang sebagai pendirinya. Namun, muncul pemikiran agar jangan hanya 50 orang saja, tetapi dilengkapi saja menjadi 99 (sembilan puluh sembilan).
Pada 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan dihadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat. 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada saudara Vence Rumangkang.
Kepengurusan pun disusun dan disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli, kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Setelah diadakan penelitian, maka saudara Vence Rumangkang meminta saudara Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat Ketua Umum dan saudara Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris.
Berikut daftar nama pendiri Partai Demokrat:
1.Vence Rumangkang
2.Ir.Hari Purnomo
3.Drs.Achmad Yanni Wahid (Alm.)
4.Ganne H.Notowijoyo
5.Drs.Sutan Bhatoegana,MBA.
6.RMH.Heroe Syswanto
7.Prof. Dr.Irzan Tandjung
8.Prof.Ir.Max Rompas M Agr.
9.Prof.Ir.Bonny Ferdinand Sampie.MS.
10.Prof. Dr.St RF Saragih,SH.MS.
11.Drs.Wisnu Heryanto K.
12.Prof.Dr.Ir. Siegfried B MS,MA pp Sc.
13.Prof. Dr. Rusli Ramli,MS.
14.Prof. Dardji Darmodihardjo
15.Prof.Dr. Subur Budhisantoso
16.RH. Probo Subagyo
17.DR. Achmad Mubarok,MA
18.Vera Vebriyanti,BBA
19.Utari
20.Bertha Herawati,SH
21.Reyner F Kodoatie,SH
22.Ade Rahmat Komara,SE,MM
23.Dr. Ir,Tresna P. Soemardi, Ph.D
24.Abraham Rahardjo Elias
25.Ir. Husein Salim Abdul,MT
26.Anwar Fuady
27.Drs. Wayan Sugiana, MM
28.Ir. Imam Sumitro
29.Ir.Ignatius Sugiarto
30.Ifan Pioh
31.Dwi Yanuas Didi
32.Drs. Endang Kartiwak
33.Iryanto Muchil,BE
34.Ir. Eddy Suryantono
35.Suwanda, M, Sag
36.Dr. Wigui FP Kaunang
37.Slamet Riyadi
38.Rr. Diwi Yanthi, SH
39.Makmun
40.Achmad Toriq , SH
41.Dewi Mizwar
42.Ir. Tomigan Tarigan, SH
43.Dra. Hj. Farida Nuryanti
44.Ir. H. Rudy Rahmawanto
45.Drs. Hengky Luntungan
46.Pipin Supindah, BE
47.Ir. Zulkifli Bastianda
48.Ir. Bambang Suwaji
49.Ir. Sukirman
50.Ir. Leon Roza
51.Budi Satria Hamid
52.H. Wahono Tjokrodarsono, SE
53.Ir. Syamsirwan Ganie
54.Ir. Amien Rahardjo
55.Ir. Sonny Sumarsono
56.Ir. Tedjo Utomo M.
57.Ir. Syafuan Gani, MM
58.Drs. Ismail Sangaji
59.Gunawan Sukardi S.
60.Ir. Wahyudiono
61.Drs. Drajat Soekasno
62.Ir. Winarto Broto
63.Ir. Benny Rubiandi
64.Ir. Agus Slamet
65.Dhuandi Wahadi, BE
66.Dra. Purnawati
67.Asep Urbana, SE
68.Baby Siregar
69.Inu Kertopati, SH
70.Isnaia Singgih, SH
71.Denny Sultani Hasan, MM
72.Noor Syamsudin Chotib
73.Drs. Arie Kwartatmoko
74.Hassanudin A. Latief, SH
75.Ir. Ongky Sasongko
76.Rosa Hardiani
77.H. Hermawan Setiabudi
78.Drs. Haryo Suparjo
79.Ir. Winarno
80.Junizwan Affandi
81.Syahirul Zam Zam, SE
82.Ir. Mohamad Sanusi
83.IIIlal Ferhard, Bsc
84.Daniel Onefarsis
85.Ir. H RP Hadi Thahjono, MM
86.Drs. Arifin Nitiamidjaya
87.Ir. Ismail Lebehari, BCM
88.Drs. Deddy Pandapotan T.
89.Ir. Ricky Sofyan S, MM
90.Ir, Jaka Djatnika, MM
91.Ir. Wahyudi Suhartono, MBA
92.Fira'un Maulana
93.Ir. KSM Daniel, MM
94.Ir. M. Jauhar Arifin
95.Ir. Retnaestri, M. Eng, Sc
96.Ir. Moch. Chandra Solehan
97.Didin Syarifudin
98.Amsal Gideon Michael
99.Steven Rumangkang, MBA
"Menjelang pemilu SBY datang dan katakan tolong saya diterima sebagai bagian dari keluarga Demokrat," kata Hencky di Mega Kuningan, Sabtu, 27 Februari.
Baca juga:
SBY Mengambil Partai
Setelah menjadi presiden untuk kedua kalinya, SBY dituding menjadikan Partai Demokrat sebagai partai keluarga. Lantaran ada penyelewengan dalam aturan partai.
Salah satu senior partai Demokrat, Darmizal mengatakan SBY telah mengambil Partai Demokrat dari para pendirinya untuk dijadikan partai dinasti. Hal itu dimulai dari pengambilalihan partai saat Partai Demokrat diketuai Anas Urbaningrum.
"SBY lah yang sesungguhnya telah melakukan kudeta atau pengambilalihan Partai Demokrat dengan segala cara. Pada saat KLB di Surabaya, SBY berjanji hanya untuk meneruskan sisa kepemimpinan Anas Urbaningrum sampai 2015. Pada Kongres Partai Demokrat tahun 2015 di Surabaya, SBY mengingkari janjinya dan muncul sebagai calon tunggal," kata Darmizal.
Setelahnya, dia menjelaskan, pada Kongres ke-5 Partai Demokrat, 15 Maret 2020, di tengah pandemi COVID-19 dipaksakan Kongres dengan mewariskan jabatan Ketua umum dari sang bapak ke putra mahkotanya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Saat itu tanpa memenuhi tata cara beracara Kongres.
"Menyuruh keluar ruang sidang semua peserta Kongres yang punya hak bicara, tidak mengesahkan keputusan sebagaimana mestinya, antara lain, jadwal acara, tata tertib, pembahasan AD/ART, pembahasan program kerja dan laporan pertanggungjawaban SBY Ketua umum sebelumnya. Namun langsung mendeklarasi AHY menjadi Ketua umum oleh Ketua-ketua DPD. Itulah yang mereka sebut sebagai aklamasi," katanya.
Dari kekecewaan tersebut, sebagian kader dan para pendiri partai mengusulkan pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar pada tengah Maret ini.