Kunjungan Mendadak Jokowi ke Proyek Hambalang yang Mangkrak dalam Memori Hari Ini, 18 Maret 2016

JAKARTA – Memori hari ini, delapan tahun yang lalu, 18 Maret 2016, Presiden Jokowi melakukan sidak mendadak ke Proyek Hambalang yang mangkrak. Kunjungan itu bak menyindir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menghamburkan uang rakyat untuk proyek dan jadi ladang korupsi.

Sebelumnya, mantan Presiden Indonesia, SBY jadi salah satu oposisi yang berisik mengkritik pemerintahan Jokowi. SBY menganggap pemerintahan Jokowi hanya tahu membangun infrastruktur saja, padahal ekonomi sedang lesu.

Kemampuan pemerintahan Jokowi dalam membangun infrastruktur mumpuni. Geliat pembangunan itu hadir hampir di seantero negeri. Tujuannya tak lain adalah pertumbuhan ekonomi yang masif. Namun, tak semua orang melihatnya bak prestasi.

Mantan Presiden Indonesia, SBY justru melihat pembangunan masif hanya tameng pemerintah untuk menutupi kekurangan yang lain. SBY menganggap tiada yang salah dengan pembangunan. Ia mendukung malahan.

SBY hanya menganggap pembangunan di tengah ekonomi sedang lesu adalah kurang bijak. Pemerintah harusnya dapat mementingkan hajat hidup rakyat Indonesia lebih dulu. Empunya kuasa harus menjamin rakyat mampu keluar dari garis kemiskinan.

Jokowi menuruni tangga salah satu gedung di proyek P3SON Hambalang, Kabupaten Bogor yang mangkrak. (setkab.go.id)

SBY mengakui lapangan pekerjaan memang bertumbuh, tapi tak lantas membuat rakyat Indonesia mudah mendapatkan pekerjaan. Mereka dianggap SBY rentan di-PHK. Ia meminta Presiden Jokowi dapat memikirkan urusan-urusan seperti itu.

Pemerintah harus mampu mengawal rakyat untuk mendapatkan pekerjaan dan upah layak. Kritikan itu tak satu dua kali SBY lontarkan. Ia sudah berkali-kali melontarkannya. Pun kadang pula kritikan SBY disertai pula oleh solusi.

Semua dilakukan supaya pemerintah dapat masukan mana harus yang segara dibenahi, dan mana yang harus dihilangkan. SBY minta pemerintah tak alergi dengan kritik.

"Ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman, bahkan mengirim pesan kepada saya. Saya pikir ini negara demokrasi. Tentu siapapun termasuk saya punya hak untuk berbicara.”

"Saya ingat dulu banyak ketika tidak berada di kekuasaan, kritisnya luar biasa. Menyerang, menghajar begitu, tetapi tidak sedikit begitu berada di lingkar kekuasaan, kurang suka dikritik," terang SBY sebagaimana dikutip laman Berita Satu, 9 Februari 2016.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Twitter/@sbyudhoyono)

Kritikan bertubi-tubi SBY terus jadi perhatian pemerintah Jokowi. Namun, secara mendadak, bak membalas kritik Presiden Jokowi justru melangsungkan kunjungan ke Proyek Hambalang yang mangkrak karena korupsi era SBY di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada 18 Maret 2016.

Kunjungan ke proyek pembangunan pusat pendidikan, pelatihan, dan sarana olahraga bak membungkam era pemerintahan SBY yang justru giat juga membangun infastruktur, tapi mangkrak. Jokowi sendiri mengaku sedih dengan mangkraknya Proyek Hambalang. Ia pun tak ingin proyek itu terbengkalai.

Ia meminta ke jajarannya untuk mengevaluasi Proyek Hambalang. Syukur-syukur dapat dilanjutkan. Jokowi sendiri tak memusingkan fungsi ke depannya nanti akan tetap jadi pusat pusat pendidikan, pelatihan, dan sarana olahraga atau berfungsi untuk lainnya hal.

"Blusukan itu bukan sekadar bicara warisan Pak SBY, melainkan juga pembangunannya yang dihentikan karena banyak kasus korupsi dari sana yang melibatkan tokoh-tokoh Partai Demokrat. Pukul-memukul, sindir-menyindir (bahkan) terjadi antara SBY dan Megawati.”

“SBY bilang ada apa di Megawati, dibalas SBY, seperti poco-poco. Maju selangkah, mundur selangkah," ujar pengamat politik, M. Qodari sebagaimana dikutip laman Kompas.com, 19 Maret 2016.