Sekutu Sebut Mendiang Navalny Hampir Dibebaskan dalam Pertukaran dengan Vadim Krasikov yang Ditahan di Jerman
JAKARTA - Seorang sekutu Alexei Navalny pada Hari Senin mengatakan, mendiang pemimpin oposisi Rusia itu dibunuh karena hampir dibebaskan dalam pertukaran tahanan, sementara Presiden Vladimir Putin tidak dapat mentolerir pemikiran semacam itu.
Navalny (47) meninggal di koloni hukuman Arktik pada 16 Februari. Kremlin, yang menyebut Navalny dan pendukungnya sebagai ekstremis yang didukung AS, membantah keterlibatan negara dalam kematiannya. Sertifikat kematian Navalny, menurut para pendukungnya, menyatakan dia meninggal karena sebab alamiah.
Berbicara di YouTube, Pevchikh mengatakan pembicaraan tentang pertukaran Navalny dan dua warga negara AS yang tidak disebutkan namanya dengan Vadim Krasikov, pembunuh bayaran dinas keamanan FSB Rusia yang dipenjara di Jerman, berada dalam tahap akhir pada saat kematiannya.
"Alexei Navalny bisa saja duduk di kursi ini sekarang, hari ini juga. Itu bukan sebuah kiasan, itu bisa dan seharusnya terjadi," kata Pevchikh, yang mengetuai dewan yayasan anti-korupsi Navalny dan berbasis di luar Rusia, melansir Reuters 27 Februari.
"Navalny seharusnya sudah keluar dalam beberapa hari ke depan karena kami mendapat keputusan tentang pertukarannya. Pada awal Februari, Putin ditawari untuk menukar si pembunuh, petugas FSB Vadim Krasikov, yang menjalani hukuman atas pembunuhan di Berlin, dengan dua warga negara Amerika dan Alexei Navalny," ungkapnya.
Yulia, istri Navalny, mengatakan di jaringan media sosial X, intervensi Pevchikh menunjukkan alasan Putin membunuh suaminya.
"Dan kami pasti akan mencari tahu siapa sebenarnya dan bagaimana tepatnya melakukan kejahatan ini," tulisnya.
Sementara itu, seorang pejabat Barat mengatakan kepada Reuters, belum ada tawaran resmi yang dibuat mengenai pertukaran yang akan melibatkan Navalny, namun mengatakan diskusi awal antara Rusia, Amerika Serikat, dan Jerman telah berlangsung.
Adapun dua sumber Rusia mengatakan kepada Reuters, pembicaraan tentang pertukaran Navalny telah diadakan dan pada prinsipnya pertukaran telah disepakati. Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip oleh Financial Times mengatakan dia tidak mengetahui adanya perjanjian untuk menukar Navalny.
Vadim Krasikov dipenjara seumur hidup di Jerman setelah dinyatakan bersalah membunuh seorang pembangkang Chechnya-Georgia yang diasingkan di Berlin pada tahun 2019.
Presiden Putin memberi isyarat dalam sebuah wawancara dengan jurnalis AS Tucker Carlson bulan ini, ia ingin mendapatkan Krasikov, yang ia anggap sebagai seorang patriot, kembali.
Pevchikh, yang telah ditetapkan sebagai "agen asing" oleh Rusia karena pihak berwenang menuduhnya terlibat dalam organisasi ekstremis, mengatakan dia telah menerima konfirmasi negosiasi pertukaran tersebut berada pada tahap akhir pada malam tanggal 15 Februari.
Navalny, katanya, dibunuh sehari kemudian karena Presiden Putin tidak bisa mentolerir pemikiran bahwa dia bebas. Dia tidak menjelaskan mengapa Pemimpin Kremlin tidak menolak begitu saja untuk menukar Navalny jika dia menentang pertukaran tersebut.
Dia mengatakan pengusaha Roman Abramovich adalah orang yang menyampaikan gagasan kepada Putin untuk menukar Navalny. Belum ada komentar langsung dari Abramovich.
Pevchikh tidak menyebutkan nama dua warga negara AS yang diduga akan ditukar dengan Navalny. Namun AS mengatakan pihaknya berupaya memulangkan Evan Gershkovich, reporter Wall Street Journal dan Paul Whelan, mantan marinir AS.
Rusia menuduh kedua pria tersebut melakukan spionase, namun mereka menyangkalnya.
Salah satu sumber Rusia yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan pertukaran tahanan seharusnya dilakukan pada pertengahan Februari dan baik Navalny maupun istrinya telah menyetujuinya.
Sumber itu juga mengatakan Abramovich terlibat dalam pembicaraan tersebut.
"Awalnya, rencana tersebut hanya melibatkan Gershkovich, dan Abramovich telah mendiskusikannya dengan Putin. Satu-satunya orang yang siap ditukar adalah Krasikov. Namun Jerman dengan tegas menentangnya, karena itu adalah masalah Amerika. Ketika Navalny muncul dalam rencana ini, Jerman akhirnya menyetujuinya," kata sumber itu.
"Semuanya akhirnya terkonfirmasi ketika (Kanselir Jerman Olaf) Scholz pergi ke Amerika (dia mengadakan pembicaraan di Gedung Putih pada 9 Februari). Rincian kapan dan di mana semua ini akan terjadi sudah dibahas," tandasnya.
Sebuah sumber yang dekat dengan Kremlin mengatakan Rusia dan Barat pada prinsipnya telah sepakat untuk melakukan pertukaran yang melibatkan Navalny dan Gershkovich, tetapi rincian pasti dari kesepakatan tersebut belum ditentukan.
Baca juga:
- Barat Kembali Jatuhkan Sanksi Terhadap Rusia, Juru Bicara Kremlin: Tidak Ada Hal Baru
- Sekjen PBB Sebut Dewan Keamanan Butuh Reformasi Komposisi dan Metode Kerja Usai Kebuntuan di Ukraina dan Gaza
- Pemerintah Korea Selatan Berikan Tenggat Waktu hingga Akhir Februari untuk Dokter yang Mogok Massal Kembali Bekerja
- PM Palestina Mohammed Shtayyeh Umumkan Pengunduran Diri
Kedua sumber Rusia tersebut menyatakan bahwa peluang Gershkovich untuk ditukar kini telah berkurang.
"Mereka akan mencari opsi lagi, tapi kita sekarang kembali ke masa penangkapan Gershkovich. Tidak ada apa pun yang bisa dipertimbangkan," kata sumber pertama Rusia.
Presiden Putin sendiri mengatakan bulan ini, pembicaraan antara badan intelijen Rusia dan AS sedang berlangsung terkait Gershkovich, namun tidak menyebut Navalny, yang namanya biasanya tidak disebutkan secara publik.