Olahraga untuk Penderita Autoimun yang Aman dan Menyehatkan

YOGYAKARTA - Kerapkali kita mendengar kondisi autoimun menimpa seseorang semacam lupus serta rematik (artritis rheumatoid) yang menimbulkan permasalahan paling utama pada otot, tulang serta sendi. Ingin tahu apa saja olahraga untuk penderita autoimun? Berikut uraiannya.

Keadaan ini kerapkali memunculkan nyeri yang hebat serta berujung pada kecacatan yang bakal amat menghalangi kegiatan serta produktivitas, namun walaupun seorang menderita penyakit autoimun, bukan berarti tidak bisa hidup aktif serta sehat.

Postingan berikut ini bakal mangulas mengenai olahraga yang aman serta bisa dicoba oleh seseorang dengan penyakit autoimun.

Mengenal Penyakit Auto Imun

Autoimun bisa diartikan selaku suatu keadaan di mana sistem imun (pertahanan badan) seorang menyerang tubuhnya sendiri. Keadaan autoimun semakin banyak ditemukan di khalayak umum sebab perubahan gaya hidup serta polusi yang bisa mengakibatkan pergantian serta mutasi genetik yang berujung pada timbulnya keadaan autoimun.

Sebagian penyakit autoimun yang banyak ditemukan serta mungkin terdengar lazim di masyarakat yaitu lupus (systemic lupus erythematosus/SLE) serta rematik (artritis rheumatoid).

Lupus biasa melanda banyak organ sekaligus, mulai dari mata, kulit, jantung, selaput pembungkus paru, ginjal serta sendi. Seorang yang alami lupus bakal bergejala yang nampak pada organ-organ tersebut semacam kemerahan pada kulit, radang selaput jantung, gagal ginjal, masalah penglihatan, dan nyeri pada sendi.

Pada artritis rheumatoid, keadaan yang timbul lebih kepada permasalahan persendian. Artritis rheumatoid bisa melanda beberapa sendi sekaligus, namun lebih kerap mengenai jari-jari, pergelangan tangan, siku, lutut, serta tulang belakang terutama pada bagian leher.

Penyakit autoimun bisa memunculkan kecacatan yang nyata semacam perubahan bentuk sendi, keletihan yang hebat sebab gangguan sistem jantung serta pembuluh darah, gagal ginjal, serta timbulnya suatu efusi (rembesan cairan) ke dalam selaput pembungkus paru (pleura).

Kondisi- kondisi ini bakal berujung pada ketidakmampuan seorang menjalani aktivitas, baik olahraga, rekreasional, hingga ke kehidupan sehari-hari. Perihal ini bakal kemudian memperberat kecacatan yang berlangsung serta siklus yang sama akan berulang.

Olahraga Untuk Penderita Autoimun

1. Berenang

Renang dianjurkan, tetapi tidak boleh terlalu lama. Utamanya, bila kolam renang berada di luar ruang. Berenang termasuk berolahraga yang bakal terasa ringan bila dilakukan dengan santai.

2. Jalan Kaki di Pagi Hari

Berolahraga santai seperti jalan kaki sangat dianjurkan buat semua jenis autoimun. Kalian dapat jalan-jalan di sekitar rumah saat cahaya matahari tidak begitu terik. Dianjurkan berjalan kaki 30 menit.

3. Yoga

Yoga pula dianjurkan buat penderita autoimun. Tidak hanya bagus buat kesehatan, yoga pula membolehkan seorang tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari.

Tidak hanya itu, yoga pula bagus buat menyeimbangkan pikiran serta badan.

Jangan Berolahraga Sendirian

Berolahraga pastinya bakal lebih mengasyikkan bila dilakukan bersama-sama. Ajak pasangan, sahabat, ataupun anggota keluarga lain. Tetapi, pastikan mereka tahu batasan-batasan Kalian.

Walaupun indikasi lupus dapat membuat pengidapnya merasa nyeri serta kesakitan, namun jangan sampai itu membuat pengidapnya menghindari olahraga. Pemilihan olahraga yang pas buat pengidap lupus dapat mengendalikan gejala, sekalian menyehatkan raga serta mental. Itu semua tentu saja dapat menaikkan kualitas hidup pengidapnya.

Cara Mencegah Cedera Saat Berolahraga Kusus Penderita Autoimun

Berolahraga buat autoimun sendiri tidak boleh dimulai serta diakhiri secara tiba-tiba dan wajib diawali dengan pemanasan (warming-up) serta diakhiri dengan pendinginan (cooling-down).

Mengawali olahraga secara tiba-tiba bakal bisa mempengaruhi kerja jantung, yang bisa disertai pingsan. Penghentian olahraga secara mendadak juga bisa mengakibatkan tekanan darah yang sangat rendah terlalu cepat, sehingga kandungan oksigen darah ke otak bakal turun cepat, yang pula bisa timbul sebagai pingsan.

Berolahraga yang sangat berat serta sangat cepat juga bisa memunculkan keletihan serta nyeri otot, yang pastinya bakal menunda sesi berolahraga selanjutnya, sehingga dampak positif dari berolahraga tidak bisa tercapai.

Nyeri pasca-olahraga juga wajib dibedakan antara‘ nyeri baik ’serta‘ nyeri buruk’.

Nyeri yang buruk setelah berolahraga biasa diakibatkan oleh gerakan yang terlalu cepat ataupun beban yang sangat berat, serta ditambah oleh keadaan badan yang belum menyesuaikan diri terhadap kegiatan berat tersebut.

Nyeri yang buruk umumnya diiringi indikasi semacam sensasi menjalar, gejala jepitan saraf semacam kesemutan serta baal, hingga hilangnya fungsi otot yang nyeri seperti pada robekan tendon.

Selain itu ada baiknya kalian mengenal “Apa Itu Penyakit Lupus” supaya bisa mencegah dan mengetahui gejalanya.

Jadi setelah mengetahui olahraga untuk penderita autoimun, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!