Kupu-Kupu Kertas Hadirkan Kisah Sejoli Berlatar Peristiwa Berdarah di Banyuwangi, Tayang 7 Februari

JAKARTA - Kupu-Kupu Kertas menjadi film terbaru yang akan tayang perdana di bioskop 7 Februari. Film ini diproduksi Denny Siregar Production yang bekerja sama dengan Maxima Pictures.

Disutradarai oleh Emil Heradi, Kupu-Kupu Kertas berkisah mengenai sepasang remaja yang saling mencintai, namun terhalang dengan keadaan yang ada di sekitarnya.

Film ini mengambil latar peristiwa berdarah di Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 1965 antara Gerakan Pemuda Ansor dari Nahdlatul Ulama dengan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Adapun, Kupu-Kupu Kertas dibintangi oleh Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, Iwa K, Reza Oktovian, Samo Rafael, Fajar Nugra, Ayu Laksmi, dan Seroja Hafiedz.

Emil Heradi mengatakan, pemilihan pemain dilakukan dengan matang. Dia sadar betul bahwa kesulitan dalam film ini adalah bagaimana menjadikan data-data hasil riset atas peristiwa di Banyuwangi saat itu ke dalam bentuk film yang bisa dinikmati penonton.

“Yang paling sulit adalah kita tahu tentang kisah ini. Jadi, bagaimana data bisa jadi nafas, gimana kita bisa menghidupi rasanya, gimana hidup di zaman itu, dan apa yang dialami. Makanya kita pilih orang-orang yang bukan cuma bagus, tapi juga tepat, karena nafas zamannya itu lahir dari mereka (pemeran),” kata Emil Heradi saat konferensi pers di Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin, 29 Januari.

Hal senada juga dinyatakan Denny Siregar. Dengan tema yang diangkat, ia ingin anak-anak muda saat ini juga mengenal salah satu sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia.

“Tujuan kita sebenarnya pengin memperkenalkan masa-masa kelam yang pernah kita hadapi ke anak-anak muda. Makanya kita ajak pemain muda kayak Amanda dan Chicco,” ujar Denny Siregar.

Iwa Kusuma menambahkan, bahwa apa yang ditampilkan dalam Kupu-Kupu Kertas, terutama karakter yang ia mainkan, memiliki pesan mendalam yang dapat memberi pelajaran berharga bagi anak-anak muda.

“Intinya, mau dari PKI atau Ansor, yang kita angkat adalah ketika satu karakter sudah dibutakan oleh suatu ambisi, semuanya akan dilakukan,” ucap Iwa Kusuma.

Dibuat untuk menampilkan peristiwa yang terjadi serealistis mungkin, proses syuting pun dilakukan di Banyuwangi dan Bondowoso. Meski lokasinya cukup sulit untuk diakses, para pemeran sepakat untuk puas dengan hasil yang ditampilkan.

Ayu Laksmi yang dikenal lewat perannya di film-film bergenre horor juga mengaku senang bisa terlibat dalam Kupu-Kupu Kertas. Dia melihat apa yang dihadirkan dapat memberi warna tersendiri di dunia perfilman Indonesia.

“Saya dapat energi luar biasa dari adik-adik ini. Saya juga mau bilang terima kasih sama Bang Denny, karena ingin ajak saya keluar dari zona film horor. Saya rasa film ini bisa memberi warna baru yang berbeda,” pungkas Ayu Laksmi.