Pegawai Koma Sampai 2 Tahun, SpaceX Digugat atas Kelalaian Perusahaan
JAKARTA – SpaceX, perusahaan antariksa komersial milik Elon Musk, digugat oleh istri dari salah satu pekerja. Gugatan ini diajukan karena SpaceX dianggap lalai dalam menjaga keamanan pegawai.
Ydy Cabada menuntut SpaceX setelah suaminya, Francisco Cabada, menjadi korban dari kerusakan mesin roket pada tahun 2022. Francisco terluka karena komponen dari mesin Raptor V2 yang putus saat pengujian tekanan berlangsung.
Di ruang fasilitas SpaceX, komponen yang merupakan penutup rakitan pengontrol bahan bakar itu terpental dan mengarah ke kepala Francisco. Akibat dari kecelakaan ini, Francisco mengalami koma selama lebih dari dua tahun karena tengkoraknya yang retak.
Keadaan suaminya yang semakin memburuk membuat Ydy mengajukan gugatan ke pengadilan di Los Angeles, California. Gugatan ini membuktikan bahwa keamanan di SpaceX memang sangat buruk, terlebih lagi korbannya sudah mencapai raturan.
Berdasarkan laporan Reuters pada akhir tahun 2023, ada sekitar 600 laporan cedera yang terjadi di tempat kerja SpaceX. Cedera ini mencakup anggota badan yang hancur dan mengakibatkan amputasi, sengatan listrik, luka di kepala dan mata, hingga kematian.
Baca juga:
Bukti ini berhasil dikumpulkan sejak tahun 2014. Di tahun tersebut, SpaceX mendapatkan banyak perhatian karena kasus kematian Lonnie LeBlanc. Pegawai itu meninggal karena trauma di bagian kepala setelah tertiup hembusan angin dari truk pemindah isolasi.
Narasumber Reuters mengatakan bahwa kecelakaan di SpaceX, termasuk kasus Francisco, terjadi karena masalah sistematik di SpaceX. Meski pabrik Hawthorne, salah satu fasilitas SpaceX, sudah diperingati tentang bahaya mesin, perusahaan tersebut masih lalai.
Mereka terburu-buru dalam pengembangan mesin dan staf pun kurang dilatih. Pengujian untuk komponen juga masih sangat kurang. Beberapa hal ini membuat karyawan SpaceX yakin bahwa perusahaan milik Elon Musk itu memang lalai dalam menjaga keamanan.