Menkeu AS Khawatir Gelembung Bitcoin Saat The Fed Membuka Diri pada Uang Kripto
JAKARTA - Mata uang kripto terus mengalami kenaikan dalam pekan ini hingga menyentuh angka Rp800 juta per koinnya. Di tengah popularitas bitcoin, tidak sedikit pengamat yang meragukan kenaikan nilai bitcoin yang terus menggila.
Belum lama ini, Menkeu Amerika Serikat (AS) Janet Yellen, mengomentari fenomena bitcoin. Yellen pun memeringatkan efek bitcoin untuk investor dan kalangan umum.
Yellen mengungkapkan bahwa stabilitas dan legitimasi bitcoin masih dipertanyakan. Dia meragukan mata uang kripto itu sebagaumana yang dilansir dari CNBC International.
“Saya tidak berpikir bahwa bitcoin... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi,” ujar Yellen.
Dia pun menambahkan bahwa mata uang kripto itu kerap digunakan untuk transaksi ilegal. Tidak hanya itu, Yellen juga mengatakan bahwa bitcoin tidak efisien untuk dijadikan sebagai alat transaksi.
“Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk keuangan gelap (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan,” tegas Yellen.
Baca juga:
Bank Sentral AS Pelajari Kemungkinan Uang Kripto
Di sisi lain, untuk menambang (mining) mata uang kripto ini mesti menggunakan komputer yang memiliki kemampuan tinggi. Tidak hanya itu, penambang juga mesti merampungkan persamaan matematika yang sangat rumit.
Melansir Digicomist, listrik yang dikonsumsi untuk aktivitas penambangan meninggalkan jejak karbon setiap tahunnya sama dengan negara Selandia Baru. Selain itu, mata uang kripto ini juga digunakan untuk tindakan ilegal hingga sulit melacaknya.
Bitcoin juga sangat tidak stabil, di satu sisi tertentu mata uang kripto itu bisa meroket sangat tinggi namun nilai bitcoin juga bisa jatuh dalam waktu yang tidak bisa diperkirakan.
“Ini adalah aset yang sangat spekulatif. Anda tahu, saya pikir orang harus sadar bahwa ini bisa sangat tidak stabil. Saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor,” ujar Yellen.
Hingga saat ini kemungkinan mata uang virtual untuk menjadi alat pembayaran alternatif di masa depan masih terbuka. Bank sentral AS, The Fed sedang mempelajari hal ini untuk dijadikan sebagai sistem pembayaran global di masa depan.