Viral Pengunjuk Rasa Penyandang Disabilitas Dipukuli, Militer dan Polisi Myanmar Tuai Kecaman

JAKARTA - Organisasi penyandang disabilitas dan organisasi masyarakat sipil Myanmar, mengecam aksi brutal militer dan polisi yang memukuli pengunjuk rasa anti kudeta militer yang menyandang disabilitas di Mandalay, Myanmar.

Kecaman ini dikeluarkan, setelah video seorang pengunjuk rasa penyandang disabilitas dipukuli oleh sejumlah oknum polisi, beredar di media sosial.

“Warga lain juga menjadi sasaran pemukulan. Tapi dia cacat fisik dan mental dan tidak bisa melarikan diri. Itu adalah intimidasi oleh polisi untuk memukuli orang seperti itu secara brutal,” kata U Aung Ko Myint, ketua federasi Jumat 19 Februari dilansir dari The Irrawaddy.

“Bukankah lebih kejam melakukan seperti itu kepada seseorang yang tidak bisa mengelak dan membela dirinya sendiri? Itu melanggar setiap hukum, ”tambahnya.

Pemuda penyandang disabilitas Ko Han Thet Zaw mengikuti unjuk rasa bersama teman-temannya, untuk membantu relawan mengumpulkan sampah ketika polisi dan militer tiba dan membubarkan secara paksa kerumunan di Mandalay awal pekan ini. 

Video tersebut menunjukkan dia ditendang oleh seorang militer Myanmar saat dia jatuh setelah dipukul oleh beberapa petugas polisi. Pemuda berusia 21 tahun itu dipukul dua kali di wajah dan lima kali di bahu, menurut keluarganya.

“Orang lain lari, tapi dia tidak bisa. Suatu kali (polisi) mengatakan jangan lari, dia hanya berputar-putar dan kemudian dipukuli. Dia jatuh dan seorang tetangga melihatnya, kemudian membawa ia pulang,”kata pamannya.

“Saya tidak menerima kekerasan dengan cara anarkis. Saya mengutuk melakukan kekerasan kelompok seperti geng terhadap seseorang yang memiliki disabilitas mental,” tambahnya.

Myanmar meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas pada 2011 dan mengesahkan Undang-Undang tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas pada 2015.

“Tidak peduli siapa yang menjabat dan mengambil kendali, mereka harus mematuhi konvensi. Itu melarang kekerasan terhadap orang-orang cacat fisik dan mental,” kata ketua U Myat Thu Win dari Shweminthar Foundation, yang membantu penyandang disabilitas.