Kehadiran PLTA Kayan Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Utara

BULUNGAN - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Marthin Billa mengatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan yang sedang dibangun PT Kayan Hydro Energy (KHE) akan membawa dampak positif. Salah satunya dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara).

Pasalnya, sambung Marthin, pembangunan PLTA Kayan ini juga dibarengi dengan pembangunan Kawasan Industri yang dikelola PT Indonesia Strategis Industry (ISI).

“Setelah di Kaltim ada IKN di sini ada PLTA Kayan Cascade. PLTA Kayan akan menopang pertumbuhan industri di Kaltara. Maka akan makin berlipat pertumbuhannya,” ujarnya usai acara Doa dan Syukur atas pengoperasian PLTA Kayan Cascade di arena pembangunan PLTA Kayan Cascade, Desa Muara Pangaeran, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, Minggu, 10 Desember.

Sekadar informasi, pembangunan bendungan 1 PLTA Kayan ini akan turut merelokasi dua desa adat Suku Dayak. Meski begitu, Marthin meyakinkan pembangunan PLTA Kayan ini tidak akan merugikan masyarakat.

Pasalnya, sambung Marthin, untuk fase pembangunan PLTA Kayan ini PT KHE turut melibatkan masyarakat setempat untuk turut serta dalam program pembangunan.

“Apa sebab saya ngomong, mereka serius untuk bangun masyarakat, iya kan. Kedua, ini kampung saya, saya lebih concern lagi bagaimana orang yang serius mau bertindak, kita dukung,” kata Marthin.

“Sehingga mereka terbuka dengan kita, bahwa kita ingin bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun proyek ini. Jangan sampai datang tidak lapor masyarakat, itu kan tidak bagus. Ini (PLTA Kayan) bagus,” sambungnya.

PLTA Kayan Cascade ini akan memanfaatkan area sepanjang aliran air Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Terdiri atas lima bendungan dengan 5 hingva 6 unit turbin pembangkit pada tiap bendungannya. PLTA ini akan menghasilkan listrik bersih dengan total 9.000 Megawatt.

Adapun proyek ini akan menarik investasi hingga 17,8 miliar dolar AS (Rp277,2 triliun). Untuk pembangunan proyek ini PT KHE telah menggandeng perusahaan energi asal Jepang Sumitomo Corporation.