Enggak Tahu Soal Kudeta Myanmar, Dubes China Bilang Beijing Jalin Hubungan Baik dengan Aung San Suu Kyi dan LDP

JAKARTA - Duta Besar China untuk Myanmar Chen Hai mengatakan, situasi yang terjadi di Myanmar saat ini, sama sekali tidak seperti yang diharapkan oleh China.

Selain itu, Duta Besar Chen mengatakan jika Beijing tidak diberitahu rencana kudeta militer Myanmar. Melansir The Irrawaddy, Pemimpin Militer Myanmar sekaligus pemimpin kudeta Jenderal Min Aung Hlaing bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, hanya 20 hari sebelum melancarkan kudeta dan menahan Aung San Suu Kyi serta Presiden U Win Myint.

"China berharap semua pihak di Myanmar dapat menangani masalah saat ini melalui dialog dan konsultasi dengan baik, membawa kembali jalurnya secepatnya," kata Duta Besar Chen. 

Lebih jauh ia mengatakan, Beijing ingin segalanya berjalan baik bagi Myanmar yang merupakan tetangga di selatan China, daripada melihatnya menjadi tidak stabil atau bahkan jatuh dalam kekacauan.

"Liga Nasional untuk Demokrasi (LDP) dan Tatmadaw (militer Myanmar) memelihara hubungan persahabatan dengan China," kata duta besar itu.

Unjuk rasa menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi. (Twitter/@kyawthe47410367)

LDP merupakan partai pemenang Pemilu Myanmar pada November 2020 lalu yang hasilnya tidak diakui oleh militer Myanmar. Selain dipimpin Aung San Suu Kyi, partai tersebut banyak memiliki pejabat yang ditahan oleh militer dalam kudeta kali ini.

Selain LDP, Duta Besar Chen juga menyebut Beijing menjaga hubungan baik dengan Aung San Suu Kyi. Kedua belah pihak menurutnya berkomitmen untuk membangun China Myanmar Economic Corridor (CMEC), bagian dari skema pembangunan infrastruktur internasional Beijing (Belt and Road Initiative-BRI) dan kerja sama di bidang lain.

"Kami mengawasi situasi Daw Aung San Suu Kyi dan lainnya," kata duta besar China.

Pernyataan ini dikeluarkan setelah warga Myanmar menuding China, bersama Rusia, mendukung kudeta militer Myanmar. Sebab, China tidak mengutuk aksi kudeta militer, alih-alih mengatakannya sebagai perombakan kabinet besar-besaran. Bersma Rusia, China juga mem-veto upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk kudeta militer Myanmar

Gerakan anti China dan Rusia diikuti pemboikotan produk-produk kedua negara pun didengungkan di Myanmar. Mereka juga menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China dan Kedutaan Besar Rusia di Myanmar.