NASA Menguji Mesin Roket Space Launch System untuk Misi Artemis
JAKARTA – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melakukan pembakaran mesin RS-25, bagian dari Space Launch System (SLS), ketiga kalinya pada Rabu, 29 November lalu.
Selama pengujian berlangsung di Fred Haise Test Stand, Stennis Space Center, RS-25 diputar selama hampir 11 menit untuk melihat pembakaran mesinnya menggunakan teknik gimbaling agar SLS bisa tetap stabil saat menuju orbit.
Selain memutar mesinnya, NASA juga mendorong RS-25 untuk bekerja melampaui parameter yang ditentukan selama penerbangan. Harapannya, mesin RS-25 bisa mencapai batas keselamatan operasional untuk SLS.
Dalam rilisnya, NASA menjelaskan bahwa pembakaran mesin dilakukan hingga tingkat dayanya mencapai 113 persen, dua persen lebih tinggi dari yang dibutuhkan RS-25 untuk membawa SLS menuju ke Orbit Rendah Bumi (LEO).
Baca juga:
- Wanita Jadi Sasaran Utama Ujaran Kebencian Online di Uni Eropa
- Black Basta, Cabang dari Konti Rusia, Raup Lebih dari Rp1,5 Triliun dalam Setahun
- TikTok Segera Dapatkan Izin E-commerce di Indonesia, Bermitra dengan Perusahaan Lokal
- Badan Antariksa Jepang Alami Serangan Siber, Namun Data Penting Operasi Roket dan Satelit Aman
Keempat mesin RS-25 juga dinyalakan secara bersamaan untuk menghasilkan gabungan dari daya dorong sebesar 1,6 juta pon selama peluncuran dan 2 juta pon selama pendakian agar SLS bisa diluncurkan tanpa kendala.
Sebagai informasi, pengujian ini dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari NASA, Aerojet Rocketdyne, dan Syncom Space Services. Pembakaran mesin RS-25 ini merupakan bagian dari proses mencapai sertifikasi 12 pengujian.
Jika RS-25 layak untuk digunakan, mesin ini akan membantu SLS dalam meluncurkan pesawat ruang angkasa Orion berawak untuk misi Artemis, yaitu program pendaratan manusia di bulan.