Bagikan:

JAKARTA - Pada Rabu, 29 November, juru bicara Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) mengumumkan bahwa lembaga tersebut telah menjadi target serangan siber. Namun informasi yang diakses oleh para peretas tidak termasuk hal-hal penting terkait operasi roket dan satelit.

"Ada kemungkinan akses tanpa izin dengan memanfaatkan kerentanan peralatan jaringan," kata juru bicara JAXA, tanpa memberikan rincian lebih lanjut seperti kapan serangan terjadi.

Badan antariksa tersebut mengetahui kemungkinan akses tanpa izin setelah menerima informasi dari sebuah organisasi eksternal dan melakukan penyelidikan internal, kata juru bicara tersebut, tanpa memberikan nama organisasi tersebut.

"Penyelidikan ini masih berlangsung," kata juru bicara tersebut.

Media Jepang melaporkan pada Rabu bahwa serangan siber terjadi selama musim panas, dan polisi mengetahui serangan tersebut dan memberitahu JAXA pada musim gugur ini. Surat kabar Yomiuri pertama kali melaporkan kejadian tersebut.