Disdik Semarang: Cegah Bullying dengan Pembelajaran Menyenangkan
SEMARANG - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang Bambang Pramusinto mengungkapkan, suasana pembelajaran yang menyenangkan di sekolah bisa mencegah terjadinya perundungan pada siswa.
Bambang menyampaikan pentingnya penyelenggaraan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, yang menghabiskan lebih banyak waktu belajar di sekolah.
"Sekolah ini kan rumah kedua ya. Bahkan, waktu anak-anak di rumah pun enggak lebih lama daripada berada di sekolah," katanya di Semarang, Kamis 23 November, disitat Antara.
Oleh karena itu, lanjut dia, para guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan supaya anak-anak merasa nyaman dan tidak cepat jenuh ketika belajar.
"Harapan kami, sekolah ini kan rumah kedua sehingga guru juga menjadi orang tua kedua bagi anak-anak ini," katanya.
Dia juga menjelaskan perihal penerapan Kurikulum Merdeka, yang ditujukan untuk membantu para pendidik menciptakan pembelajaran berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
"Makanya diciptakan Kurikulum Merdeka Belajar. Anak-anak jadi enggak jenuh, bisa menjadi sosok anak cerdas dan pintar dalam pelajaran, tapi juga menjadi anak yang berkarakter," katanya.
"Jangan sampai pinter tok (pintar saja), tapi enggak tahu lingkungan...," tuturnya.
Baca juga:
- Selain Firli Bahuri, 5 Pimpinan KPK Lain Sempat Terjerat Perkara Hukum
- Soetrisno Bachir Masuk Timnas AMIN, PAN: Harusnya Ikut Partai Dukung Prabowo-Gibran
- Firli Bahuri Jadi Tersangka Pemerasan SYL, Kejati DKI Siapkan 4 Jaksa Peneliti
- SYL Ogah Komentar Firli Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka Dugaan Pemerasan
Dia menyampaikan bahwa guru semestinya membantu menumbuhkan karakter baik kepada siswa melalui proses pembelajaran di sekolah.
"Bagaimana mendidik anak-anak yang humble (rendah hati). Kan tidak bisa di rumah tok, apalagi di rumah bapak ibunya sibuk. Guru yang bisa mendidik menjadi sosok anak yang berkarakter," katanya.
Anak-anak yang berkarakter baik, dia mengatakan, semestinya menghargai teman serta tidak punya pikiran untuk melakukan perundungan dan tindak kekerasan kepada teman.
"Anak yang menghargai temannya tidak suka bullying, merundung, insya Allah tidak punya pikiran melakukan kekerasan. Kalau tidak punya pikiran untuk kekerasan kan enggak akan tawuran," kata Bambang.