Review Film Wish, Panduan Mengelola Harapan dan Kekecewaan atas Impian yang Gagal
JAKARTA - Film Wish telah tayang serentak di bioskop Indonesia mulai Rabu, 22 November. Film animasi Disney ini menampilkan ragam adegan musikal menyentuh dari negeri Rosas, tempat harapan semua orang akan terwujud.
Wish berkisah tentang Asha (diisi suara oleh Ariana DeBose), seorang gadis pintar dan berkemauan kuat yang hidup di negeri Rosas. Setiap hari, ia membantu teman-temannya di dapur istana sekaligus menjadi pemandu tur bagi turis yang sedang berwisata di Rosas.
Asha dan seluruh warga Rosas sangat menghormati raja mereka yang rupawan bernama Magnifico (diisi oleh Chris Pine). Bagi mereka, sang raja merupakan sosok ahli sihir yang tegas, baik hari, dan pelindung mereka, sehingga keputusan apapun darinya akan diterima dan direspons dengan baik oleh warga Rosas.
Suatu hari, Asha diundang oleh sang raja untuk melihat ruang penyimpan harapan dari seluruh masyarakat Rosas. Di sini, siapapun yang sedang berulang tahun ke-18 diperbolehkan untuk menyimpan harapan mereka dan memberikannya pada Raja Magnifico, sebelum akhirnya Magnifico akan memilih satu harapan dari mereka yang dapat dikabulkan setiap bulannya.
Asha pun berharap di upacara pengabul harapan yang terjadi sebulan sekali itu, Raja Magnifico dapat memilih harapan kakeknya yang telah berusia 100 tahun untuk dikabulkan. Tepat di hari ulang tahun sang kakek, Asha memohon pada Magnifico untuk mengabulkan impian kakeknya.
Namun, kebenaran mulai terkuak saat Asha berada di ruang penyimpan harapan itu. Dengan tegas, Magnifico tidak mau mengabulkan permintaan Asha karena menurutnya impian kakek Asha akan menghancurkan Rosas.
Padahal, impian kakek Asha cukup sederhana. Ia hanya ingin bermain musik di depan penduduk Rosas dengan riang gembira, dan menurut Asha sangat jauh dari kata berbahaya.
Asha pun mendapati satu kenyataan pahit yang ternyata ditutupi oleh Magnifico selama bertahun-tahun.
Dengan bantuan bintang kecil yang tidak sengaja terpanggil olehnya, Asha pun berupaya untuk mewujudkan harapan sang kakek sekaligus melakukan misi berbahaya demi masyarakat Rosas. Berhasilkah Asha?
Kepribadian narsistik dari sang pemimpin
Salah satu hal yang menarik dan menjadi penggerak cerita di film Wish adalah Raja Magnifico, raja termasyhur di negeri Rosas. Di balik sikapnya yang seolah bersih dan baik hati, Magnifico menyimpan sejuta rahasia rumit di dalam dirinya.
Magnifico, raja dari negeri Rosas ini awalnya dipandang positif oleh istri dan rakyatnya. Sebagai orang yang dahulu pernah mengalami beratnya ditinggal oleh keluarga tersayang karena peperangan, Magnifico pun menemukan tempat baru untuk diri dan rakyatnya di negeri Rosas.
Negeri damai di Semenanjung Iberia ini membuat rakyatnya senang tinggal di sana atas perlindungan Magnifico. Mereka juga tidak perlu khawatir tentang apapun karena Raja Magnifico akan mengabulkan harapan yang sudah diberikan kepadanya suatu hari nanti.
Lambat laun, Magnifico semakin menikmati perannya dalam mengabulkan harapan dan menikmati kendali terhadap rakyatnya.
Kepribadian narsistik Magnifico ini nyatanya banyak dialami oleh banyak orang saat mereka merasa ada di atas segalanya.
“Kamu adalah bintang bagi dirimu sendiri"
Semua tentang harapan, ini adalah premis cerita untuk film Wish yang mungkin akan dipahami sebagian besar penonton. Di sini, tim produksi sangat jelas ingin menggambarkan bagaimana harapan itu dapat terwujud, yakni dengan keajaiban maupun usaha dari diri sendiri.
Salah satu kutipan menarik dari film ini berbunyi, “Kamu adalah bintang bagi dirimu sendiri”. Nyatanya, bintang pengabul harapan yang ada di benak setiap orang muncul dari doa dan impian mereka itu sendiri.
Dikutip dari ANTARA, penonton akan diajarkan bagaimana agar harapan dapat terwujud dan tidak kecewa saat harapan itu tidak dapat digapai oleh mereka.
Menariknya, ada sebuah realitas menohok yang seakan digambarkan dalam film ini. Raja Magnifico yang memaksakan kehendaknya merupakan metafora dari orang-orang yang kerap menjatuhkan harapan seseorang.
Namun, Asha yang berani dan cerdas menjadi simbol dari usaha keras dalam menggapai impian. Melalui Asha, harapan atau impian sebesar apapun, jika dilakukan dengan usaha keras pasti akan terwujud.
Meskipun terkadang kesuksesan itu dapat berbeda-beda wujudnya, setidaknya ada suatu hal membanggakan yang telah dilakukan. Usaha keras, sebuah frasa sederhana, tetapi memiliki sejuta makna.
“Jangan pernah menyerah pada mimpimu, sekecil apapun itu,” ucap Asha, sebagai satu kutipan yang cukup membakar semangat bagi para pemimpi yang tengah berusaha menggapai mimpinya.
Si pencuri perhatian menggemaskan
Meskipun di 15 menit pertama film Wish terasa lambat dan agak “membosankan”, tetapi di pertengahan menuju akhir, film ini cukup berhasil dieksekusi dengan baik. Layaknya film Disney sebelumnya yang sarat akan nyanyian dan tarian, film Wish juga menghadirkan dua unsur menghibur ini di dalamnya.
Ada dua hal yang menarik perhatian penonton dan mungkin akan selalu diingat oleh mereka, yakni kehadiran si bintang kecil pengabul harapan dan Valentino, si kambing cilik berusia tiga minggu. Dari awal film diputar, Valentino dengan suara “embikan” yang cempreng dan tingkah menggemaskannya itu berhasil mencuri perhatian.
Dengan lincahnya, Valentino berlari-lari mengikuti Asha kemana pun ia pergi. Tingkah ceroboh dari Valentino juga berhasil membuat penonton tertawa karena banyak hal tidak terduga yang dilakukannya.
Baca juga:
Saat bintang kecil untuk pertama kalinya turun ke bumi, interaksinya dengan Valentino lagi-lagi membuat penonton tertawa. Adegan-adegan menggemaskan keduanya pun menjadi salah satu yang paling ditunggu penonton untuk dimunculkan.
Serupa dengan Valentino, si bintang kecil yang selalu tersenyum ini juga selalu mengundang perhatian.
Secara luar biasa, dua karakter tidak biasa ini berhasil menjadi pemanis untuk film Wish yang sebenarnya tidak banyak memiliki karakter berkesan di dalamnya. Film Wish disutradarai oleh Chris Buck dan Fawn Veerasunthorn ini ditulis oleh Jennifer Lee, Allison Moore, dan lainnya.