Medvedev Sebut UE Tidak Lagi Independen Termasuk di Wilayah Eropa

JAKARTA - Uni Eropa telah kehilangan otonomi geopolitiknya tidak hanya di kancah internasional, tetapi juga di Eropa, kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev.

"Apa pun yang dikatakan para pemimpin Eropa, secara de facto Uni Eropa tidak dapat bertindak secara independen, tidak hanya di kancah internasional, namun juga di wilayah Eropa. Praktisnya, semua negara UE berdiri tegak di hadapan Amerika Serikat dan Inggris dan mulai dengan patuh memenuhi perintah mereka, untuk mendukung rezim Nazi di Kyiv. Dan sekarang mereka memenuhi perintah apa pun," tulis Medvedev di akun VKontakte-nya, dilansir dari TASS 30 Oktober.

Menurut Medvedev, impian mengenai Uni Eropa sebagai pilar tatanan dunia telah sirna karena blok itu "kehilangan otoritas internasionalnya sebagai mediator dalam konflik apa pun".

Lanjut Medvedev, kerja sama energi Eropa dengan Rusia telah lama terhenti dan kini Uni Eropa sedang mengalami masa sulit.

"Eropa telah mengebiri dirinya sendiri, dengan penuh darah dan tanpa anestesi, setelah menolak kerja sama energi dengan negara kita. Hal ini telah lama sekali dibekukan. Dan Amerika menggosok-gosok tangannya karena menjual LNG-nya ke Eropa dengan harga tiga kali lipat," tulis Medvedev.

Dia mencatat ekonomi-ekonomi terbesar di Eropa, yang dulunya merupakan pendorong pertumbuhan Uni Eropa selama bertahun-tahun, telah menunjukkan kemerosotan yang dramatis dan akan pulih dengan sangat lambat, jika memang bisa pulih.

"Dan ini adalah prospek yang buruk bagi negara-negara yang lebih lemah di Eropa Barat. Masa-masa sulit telah tiba untuk waktu yang lama," tulisnya.

Medvedev juga menyoroti fakta, Komisi Eropa telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi zona euro pada tahun 2023 dari 1,1 persen menjadi 0,8 persen.

"Inflasi di banyak negara UE tidak masuk akal. Harga pangan sedang naik dan akan terus meningkat," katanya.

Menyinggung aspek lain kehidupan sehari-hari di Eropa, ia mencatat tidak ada yang bisa menjamin musim dingin yang akan datang akan hangat dan sejuk.

"Dan ini berarti tarif untuk bahan bakar panas dan barang-barang lainnya akan naik. Sedangkan LNG Amerika, yang dijual ke Eropa tiga kali lipat harganya, tidak akan banyak membantu. Eropa akhirnya membatalkan kebijakan harga yang menjamin kemakmuran Eropa dalam beberapa tahun. Waktu telah berlalu. Biarkan mereka menghibur diri dengan pemikiran mereka tidak lagi bergantung pada energi dari Rusia yang dibencinya," pungkas Medvedev.