Mantan Presiden Rusia Sebut IMF dan Bank Dunia Bakal Jatuh, Penggunaan Kripto Akan Meningkat
Kripto diprediksi bakal alami peningkatan adopsi di saat nilai dolar dan euro jatuh. (Foto; Dok. Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA – Di tengah ancaman resesi global, mantan presiden Rusia pada 2008 -2012, Dmitry Medvedev baru-baru ini melontarkan pandangannya terhadap otoritas keuangan dunia, IMF dan Bank Dunia. Menurutnya, IMF dan Bank Dunia akan jatuh pada tahun 2023 sehingga memicu berkurangnya kekuatan dolar dan euro.

Lebih lanjut, Medvedev juga memaparkan bahwa penggunaan mata uang kripto akan meningkat seiring berkurangnya nilai kedua mata uang tersebut. Sementara, pendiri TRON (TRX) Justin Sun turut mengamini pandangan Medvedev. Dia percaya bahwa adopsi kripto akan mengalami peningkatan secara bertahap di China.

Mantan Presiden dan mantan PM Rusia itu percaya bahwa sistem Bretton Woods (perjanjian moneter internasional yang menstandarkan nilai tukar mata uang) bisa berantakan dan mendorong runtuhnya lembaga keuangan terkemuka, seperti IMF dan Bank Dunia. Akibatnya, dua mata uang fiat terkemuka di dunia, euro dan dolar,  berpotensi kehilangan dominasinya sebagai mata uang cadangan global. Kondisi ini akan memicu peningkatan adopsi mata uang kripto secara luas.

“Sistem manajemen moneter Bretton Woods akan runtuh, yang menyebabkan jatuhnya IMF dan Bank Dunia. Euro dan Dolar akan berhenti beredar sebagai mata uang cadangan global. Mata uang fiat digital akan aktif digunakan sebagai gantinya,” kata Medvedev dalam postingan Twitter (@MedvedevRussiaE) 26 Desember 2022.

Mengomentari pandangan tersebut, Justin Sun menambahkan bahwa kripto memiliki potensi untuk “merevolusi mata uang cadangan global." Selanjutnya, Sun berpendapat bahwa adopsi kripto sedang meningkat di tanah airnya, sementara pembukaan kembali perbatasan setelah gelombang COVID-19 dan kekuatan ekonomi adalah tanda-tanda positif untuk masa depan sistem moneter negara tersebut.

Medvedev Prediksi Aktivitas Ekonomi Bergeser ke Eropa dan Asia

Melansir CryptoPotato, daftar prediksi Medvedev terdiri dari beberapa skenario aneh yang mungkin terjadi, seperti Inggris bergabung kembali dengan Uni Eropa (UE), pembentukan "Reich Keempat," dan perang berturut-turut antara Prancis dan "Reich Keempat." Politisi berusia 57 tahun ini juga mengatakan bahwa semua pasar saham terbesar dan aktivitas ekonomi utama bisa bergeser dari Amerika Serikat dan Eropa ke Asia.

Selain itu, ia percaya perang saudara bisa pecah di AS, setelah itu Texas dan Meksiko bisa bersatu dalam negara sekutu. Setelah konflik militer berakhir, Elon Musk bisa memenangkan pemilihan presiden di berbagai negara bagian, pungkasnya.

CEO Tesla dengan cepat membalas asumsi tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah "jelas merupakan prediksi yang paling tidak masuk akal" yang pernah didengarnya. Dia juga berpendapat bahwa Medvedev sama sekali tidak menyadari kemajuan Artificial Intelligence (AI) dan energi berkelanjutan.