TikTok dan YouTube baka Bikin E-commerce, Lazada Harap Bisa Bersaing dengan Sehat
JAKARTA - TikTok dan YouTube sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan Meta dalam mengajukan lisensi e-commerce di Indonesia. Lazada sebagai salah satu platform e-commerce di Indonesia mengaku tidak merasa tersaingi dengan adanya kabar tersebut.
"Ya persaingan. Akan tetapi apa pun yang akan terjadi, saya rasa yang akan diuntungkan adalah penjual dan pembeli," ujar VP, Category Management Lazada Indonesia, Canggih Satriatama usai Media Briefing Lazada Seller Conference 2023 pada Jumat, 27 Oktober.
Lebih lanjut, Canggih juga tetap mendukung kehadiran platform e-commerce baru ini dapat menciptakan ekonomi kreatif digital dengan persaingan yang sehat.
"Jadi, mari kita ciptakan ekonomi kreatif dan digital yang sehat ya biar komplit, of course," ujar Canggih.
Baca juga:
- TikTok dan YouTube Ingin Mengajukan Lisensi E-Commerce di Indonesia
- Facebook Jadi Media Sosial dengan Sebaran Isu Hoaks Terbanyak Jelang Pemilu
- PingPong Payments Gelar Acara Soft Launch di Indonesia untuk Dukung Penjual Online
- CEO Google, Sundar Pichai, Akan Bersaksi dalam Gugatan Antitrust Mengenai Dominasi Mesin Pencarian
Selain itu, Canggih juga sempat berkomentar terkait efek pengguna dan seller usai layanan TikTok Shop resmi ditutup pada 4 Oktober silam. Menurutnya, sejak saat ini, pedagang di Lazada bertambah. Namun, ia tidak tahu apakah pertumbuhan ini terjadi karena penutupan TikTok Shop atau karena program dari Lazada itu sendiri.
"Sejujurnya, agak susah kita bilang bahwa mentang-mentang di sebelah ada masalah, kemudian angka di seller kita naik. Karena tadi yang di share sama fitria, program kita juga lagi banyak nih," jawab Canggih kepada media.
"Jadi kita benar enggak tahu, ini naik apakah karena program dari kita yang bagus apakah dari sana. Tapi kayaknya kita lebih percaya diri bahwa ini karena program kita, bahkan dari sebelum ditutup (TikTok Shop), karena angka kita memang kurvanya selalu naik," tandasnya.