Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengungkapkan data terbaru terkait penanganan penyebaran isu hoaks di sosial media menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dalam kurun waktu Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023, Kementerian Kominfo telah mengidentifikasi total 101 isu hoaks yang beredar. Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa jumlah tersebut naik sepuluh kali lipat dibandingkan pada tahun 2022.

"Sepanjang 2022 hanya terhadap 10 hoaks Pemilu, namun sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 91 isu hoaks Pemilu. Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoaks dibandingkan tahun lalu," ujar Budi dalam konferensi persnya pada Jumat, 27 Oktober.

Selain itu, Budi juga menyampaikan bahwa Kominfo telah menindaklanjuti (melakukan takedown) terhadap 378 konten hoaks, dari total 526 total konten hoaks yang diajukan untuk di takedown di sosial media.

Dari data tersebut, Facebook merupakan media sosial yang paling banyak ditemukan sebaran konten hoaks, yaitu dengan 455 konten yang diajukan. Dari jumlah tersebut, Kominfo telah men-takedown 332 konten.

Menurut Budi, salah satu alasan mengapa banyak ditemukan konten hoaks terkait Pemilu di Facebook adalah karena Facebook merupakan media sosial yang paling banyak penggunanya di Indonesia.

"Ya dia paling banyak penggunanya di Indonesia. Oh iya, karena Facebook ini kalau dari data kami Facebook itu sosial media yang paling banyak digunakan di Indonesia dan sejarahnya dipakai selalu untuk political campaign. Seperti itu," jelas Budi.

Dari data tersebut, total konten hoaks di TikTok berjumlah 25 konten, Snack Video dan YouTube 17 konten, Twitter 11 konten, dan Instagram 1 konten. 

Budi juga menyatakan bahwa kondisi itu harus menjadi perhatian bersama. Pasalnya, keberadaan hoaks mengenai Pemilu tidak hanya menurunkan kualitas demokrasi namun berpotensi memecah belah bangsa.