Ogah Buru-buru Lepas Saham di BSI, Bos BRI Mau Cari Value Maksimal

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan melepaskan atau divestasi sahamnya di PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI. Namun, pelepasan saham ini bukan sesuatu yang mendesak.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, divestasi ini juga tidak ada paksaan. Sehingga proses pelaksanaannya tidak akan terburu-buru.

“Kita enggak ada keterdesakan waktu, enggak ada keterpaksaan, enggak ada buru-buru, enggak ada. Yang kita cari adalah value-nya harus maksimal, dan kemudian governance-nya harus terpenuhi. Kita enggak mau melanggar dua itu,” tutur Sunarso dalam acara Ngopi BUMN di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, ditulis Jumat, 27 Oktober.

Sunarso mengatakan, divestasi di BSI merupakan langkah optimalisasi portofolio investasi BRI.

Dia menjelaskan, porsi saham BRI di BSI hanya 15,38 persen. Sementara, pemilik saham mayoritas di BSI adalah Bank Mandiri.

Lebih lanjut, Sunarso menjelaskan, kecilnya porsi saham yang dikantongi BRI ini membuat aset BSI tidak terkonsolidasi dengan BRI. Sehingga BRI hanya menerima laba dari BSI.

“15 persen itu bukan dihitung sebagai konsolidasi, konsolidasinya ke Mandiri. Tapi kita bisa mendapatkan peningkatan penyertaan kita dari laba yang di-generate oleh BSI,” katanya.

Karena itu, Sunarso mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan investasinya pada portofolio yang bisa mendongkrak aset perusahaan.

“Nah itulah maka kemudian kita memilih, padahal BRI itu sekarang kalau ditanya, aset bukan yang terbesar, laba terbesar. Kalau gitu kita butuh apa? Butuh laba terbesar, dan aset juga kalau bisa terbesar dong,” jelasnya.