Ogah Lepas Saham di BSI Terlalu Banyak, Bos BNI: 5 Persen Cukup
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Royke Tumilaar. (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Royke Tumilaar mengungkapkan, pihaknya tidak akan melepas kepemilikan saham atau divestasi di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI dalam jumlah yang besar. Dia bilang, hanya akan melepas sekitar 5 persen.

Sekadar informasi, komposisi kepemilikan saham BSI saat ini yakni 51,74 persen dipegang oleh Bank Mandiri. Kemudian, BNI sendiri mengantongi 23,24 persen. Lalu, BRI sebanyak 15,38 persen.

“Kalau kita sih mungkin sementara tidak besarlah. Mungkin sekitar 5 persen cukuplah,” kata Royke saat ditemui di Jakarta, ditulis Selasa, 16 Januari.

Royke juga bilang pelaksanaan divestasi saham ini tidak akan dilakukan terburu-buru. Bahkan, dia mengungkapkan, masih berencana untuk menahan aksi korporasi tersebut.

Pasalnya, Royke mengatakan BNI melihat kinerja BSI sangat baik. Kondisi ini, kata dia, akan dampak positif bagi BNI yang mengantongi saham di BSI.

“Belum lah, kalau bisa ditahan, tahan dulu saja. Ya, kita memang tadinya kalau ada investor yang akan masuk, ingin ambil. Tapi kan kalau kita lihat BSI bisnisnya bagus, harusnya kita bertahan saja,” jelas Royke.

Saat divestasi tersebut rampung, kata dia, rencananya dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk menyuntikkan modal ke anak usahanya.

Meski begitu, Royke bilang, kebutuhan dana untuk pertumbuhan non-organik bisnis BNI juga bisa berasal dari skema lainnya. Sehingga, kata dia, tidak hanya dilakukan melalui divestasi.

“Kalau BSI belum bisa dapat investor, ya kita jalan, kita punya sumber funding juga. Divestasi jalan, kita unorganic juga berpikir, yang organik juga harus tetap jalan. Kan masalah timing saja, kalau ada peluang ya kita ambil, gak mesti nunggu BSI. Tapi kalau ada BSI, mungkin akan mendorong kita lebih cepat,” katanya.