Bagikan:

JAKARTA – Peleburan Bank Mandiri Syariah dan BNI Syariah ke dalam tubuh BRI Syariah yang menghasilkan identitas baru, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menyisakan pertanyaan, bagaimana nasib pemegang saham BRI Syariah?

Pasalnya, BRI Syariah merupakan satu-satunya dari ketiga bank tersebut yang menjadi perusahan terbuka. Sedangkan dua lainnya masih merupakan perusahaan tertutup.

Konsultan Keuangan Michael Gunawan mengatakan pemilik saham BRI Syariah (BRIS) akan mendapatkan kenaikan investasi sebesar dua digit atas merger ini, dengan catatan sudah mengoleksi sejak satu tahun lalu.

“Kalau kamu beli saham BRIS tahun lalu nilai investasimu sudah 12 kali lipat,” ujarnya melalui Instagram @mmigun seperti  yang dikutip VOI, Minggu, 31 Januari.

Keuntungan lain yang dia ungkapkan adalah soal kemungkinan lonjakan aset ‘perusahaan yang dimiliki’ atas dua bank syariah lain.

“Merger ini berarti pemilik saham BRIS bakal dapat asetnya BNI Syariah ditambah asetnya Mandiri Syariah,” katanya.

“Lalu, nilai modal pemegang saham (book value) akan naik empat kali lipat setelah tiga bank digabung jadi satu,” sambung dia.

Dalam hitungannya, book value sebelum merger sebesar Rp5,2 triliun. Setelah proses penggabungan, nilai modal ini akan melonjak sekitar Rp20,4 triliun.

Michael juga menyebut perubahan juga terjadi pada jumlah lembar saham yang beredar di pasar saham.

“Ada kenaikan dari 9,7 miliar lembar saham menjadi 40,8 miliar lembar saham. Artinya, yang tadinya masyarakat memiliki 20 persen saham BRI Syariah, akan turun menjadi 4 persen saham Bank Syariah Indonesia,” tuturnya.

Hitung-hitungan itu dia dasarkan dengan menggunakan pendekatan optimistis, yakni valuasi BSI nanti di kisaran 3,5  kali book value.

Meski demikian, yang perlu diingat adalah ada banyak cara untuk menghitung valuasi dalam aktivitas perdagangan saham. Setiap orang mempunyai cara sendiri untuk menafsirkan penilaian ini. Seperti melihat barang seni, penilaian tiap orang akan memiliki level yang berbeda.