Survei Konsumen Google Soroti Tren Ponsel Lipat di Indonesia
JAKARTA - Data dari Statista mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan pasar smartphone dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, dengan lebih dari 80 persen penduduknya memiliki smartphone.
Data Google Trends di Indonesia menunjukkan penelusuran “HP Lipat” di YouTube dan Google tumbuh lebih dari 56 persen, dengan 1 dari 2 orang Indonesia mengandalkan Google dan YouTube sebagai saluran utama untuk mendapatkan informasinya.
Melihat tren yang meningkat tersebut, tahun ini Google melakukan survei konsumen yang menemukan bahwa 62 persen responden menginginkan smartphone lipat saat mereka nanti membeli smartphone baru.
Survei yang dilakukan terhadap 1.514 responden berusia 18 – 55 tahun di berbagai provinsi di Indonesia ini menyebutkan faktor utama yang mendorong daya tarik smartphone lipat bagi masyarakat Indonesia dibandingkan smartphone biasa adalah inovasinya (7 dari 10 orang)
Namun, faktor terbesarnya adalah bahwa smartphone lipat dipandang sebagai produk yang dapat lebih meningkatkan produktivitas, gaya hidup, dan kenyamanan.
“Masyarakat Indonesia memiliki minat tinggi untuk mengeksplorasi inovasi teknologi baru, tetapi mereka juga sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan, apa lagi rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone lebih dari 5,7 jam setiap hari,” kata Stephanie Elizabeth, Tech Industry Lead, Google Indonesia.
Hampir 9 dari 10 responden setuju bahwa smartphone lipat model “flip” menawarkan kenyamanan dan manfaat gaya hidup yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
Baca juga:
- Bappebti akan Bentuk Komite Aset Kripto, Ini Harapan Pelaku Industri!
- Meta Ubah Pengaturan Komentar di Facebook untuk Sementara Selama Konflik Hamas - Israel
- Setelah Instagram, Saluran Broadcast Kini Tersedia di Facebook dan Messenger
- Google Tolak Gugatan Class Action Terhadap Penggunaan Data untuk Melatih Kecerdasan Buatan
Alasan paling populer masyarakat Indonesia mempertimbangkan untuk membeli smartphone lipat adalah faktor-faktor seperti portabilitas (ukurannya yang ringkas), kemudahan untuk melakukan panggilan video (tanpa perlu memegang smartphone), dan untuk membuat konten; serta dipandang sebagai aksesori yang stylish.
Sedangkan smartphone lipat yang modelnya seperti “buku” dinilai lebih unggul dalam fitur produktivitasnya, di mana layarnya yang lebih besar memudahkan pengguna memakainya untuk bekerja, dipadukan dengan fungsi tablet PC, atau kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
Stephanie yakin, dengan banyaknya eksposur terhadap manfaat perangkat lipat di YouTube dan Google, itu juga membuat mereka membayangkan hal apa saja yang dapat dilakukan oleh produk-produk tersebut, dan membuat mereka makin berminat terhadap smartphone premium ini.