Ikut Berduka, Gigi Hadid Kutuk Perang Israel dengan Hamas

JAKARTA - Supermodel Gigi Hadid ikut berbicara mengenai perang Israel dengan Palestina setelah Hamas melancarkan serangan ke Israel pada akhir pekan lalu. Gigi Hadid diketahui memiliki keturunan Palestina dari sang ayah.

“Pikiran saya bersama dengan mereka yang terdampak dari tragedi yang tidak dapat dibenarkan ini dan setiap hari, nyawa tak berdosa menjadi korban - yang kebanyakan adalah anak-anak,” tulis Gigi Hadid melalui akun Instagram-nya.

“Saya memiliki empati dan sakit hari kepada masyarakat Palestina yang hidup di bawah kependudukan. Ini adalah tanggung jawab yang saya pegang setiap hari,” katanya.

Menurut mantan kekasih Zayn Malik itu, tindakan ini tidak sesuai dengan kampanye “Free Palestine” yang mereka gaungkan.

“Saya juga merasa bertanggung jawab kepada teman-teman Yahudi saya untuk menjelaskannya, seperti yang telah saya lakukan sebelumnya: Meski saya memiliki harapan dan impian untuk orang-orang Palestina, tidak ada satupun yang memuat kerugian bagi orang Yahudi. Teror terhadap orang-orang yang tidak bersalah tidak sejalan dan tidak memberikan manfaat apa pun bagi gerakan “Free Palestine” katanya.

Gigi Hadid menganggap setiap manusia layak mendapatkan keamanan, perlakuan yang benar terlepas dari nasionalisme dan di mana mereka lahir.

“Saya tahu kata-kata saya tidak akan cukup untuk menyembuhkan luka banyak orang, tapi saya berdoa untuk keamanan nyawa yang tidak berdosa, selalu,” tutup Gigi Hadid.

Gigi Hadid beserta sang kakak, Bella Hadid sering menyuarakan pendapat mereka termasuk mendukung gerakan Palestina mengingat sang ayah, Mohammed Hadid memiliki keturunan Palestina dan seorang muslim.

Selain Gigi Hadid, beberapa selebritas juga mengungkap pendapat mereka terkait perang ini. Dibanding memihak antara Palestina atau Israel, mereka mengecam tindakan terorisme yang dilakukan Hamas. Beberapa di antaranya adalah Lynda Carter dan Iliza Shlesinger.

Ketegangan antara militer Israel dan faksi-faksi Palestina terjadi pada Sabtu pagi, 7 Oktober waktu setempat setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.