X Bertindak Cepat dalam Memberantas Disinformasi Terkait Perang Israel-Hamas
JAKARTA - Platform X milik Elon Musk menghadapi tantangan serius setelah perang antara Hamas dan Israel terjadi di jalur Gaza. X menjadi sasaran penyerbaran informasi palsu dan hal ini dianggap merugikan banyak pihak.
X, melalui akun resmi Safety, mengatakan adanya peningkatan pengguna aktif di wilayah konflik. Bahkan, ada lebih dari 50 juta postingan yang berisi informasi mengenai serangan yang dilakukan Hamas. Dengan angka ini, tentu X menghadapi tantangan serius dalam membasmi disinformasi.
Maka dari itu, X sedang fokus mengambil beberapa tindakan. Selain memperbarui Kebijakan Kepentingan Umum, X telah menghapus banyak postingan yang didasari dengan Kebijakan Entitas Kekerasan dan Kebencian.
Platform yang sebelum dikenal dengan Twitter ini juga menghapus akun-akun baru yang diduga berafiliasi dengan Hamas agar konten terorisme yang didistribusikan secara online mampu dicegah. Sejauh ini, mereka sudah menindak puluhan ribu postingan dan ratusan akun yang berusaha memanipulasi topik.
Baca juga:
- Denso dan Mitsubishi Electric dari Jepang Berinvestasi Rp15,7 Triliun dalam Bisnis Silicon Carbide Coherent
- Pekerja Amazon di Inggris Siap Lakukan Mogok pada Hari Black Friday
- EU Susun Strategi Agar Big Tech Fukung Pengembangan 5G dan Broadband
- RISC-V International: Pembatasan Terhadap Teknologi Open-Source Akan Hambat Kemajuan Chip dan Industri Teknologi Global
Selain fokus pada tindakan nyata, X juga membuat Catatan Komunitas aktif secara real-time. Biasanya, seseorang perlu menunggu beberapa menit setelah konten diunggah, tetapi sekarang tidak selama itu.
X sendiri bersyukur karena banyak kontributor, pengguna Catatan Komunitas, yang telah membantu mereka beberapa hari terakhir dalam menghadapi disinformasi. Sejauh ini, kontributor berhasil menulis beberapa unggahan dengan total dilihat sebanyak puluhan juta kali.
Catatan ini juga sudah digunakan untuk meluruskan berbagai topik seperti rekaman perang di luar konteks, video protes yang berasal dari masalah lain, video palsu berupa simulator permainan, hingga pendanaan AS terkait konflik tersebut.
Platform ini menjelaskan bahwa pihaknya berusaha menampilkan lebih banyak catatan pada suatu gambar atau video agar tidak menyesatkan dan meningkatkan kemunculan catatan lebih cepat, yakni 1,5 jam hingga 3,5 jam lebih cepat dari rata-rata.