JAKARTA - CEO RISC-V International mengatakan pada Senin, 9 Oktober, bahwa potensi pembatasan pemerintah terhadap teknologi open-source akan memperlambat pengembangan chip yang lebih baru dan lebih baik. Hal ini juga menghambat industri teknologi global.
Komentar ini muncul setelah Reuters melaporkan pekan lalu bahwa sekelompok anggota Kongres AS yang semakin besar mendesak pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk memberlakukan pembatasan pengendalian ekspor terkait RISC-V, teknologi open-source yang diawasi oleh yayasan nirlaba RISC-V International. Teknologi RISC-V dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat chip untuk ponsel pintar atau kecerdasan buatan.
Perusahaan-perusahaan besar AS seperti Qualcomm dan Google telah merangkul RISC-V, tetapi demikian juga perusahaan-perusahaan China seperti Huawei, yang menurut anggota Kongres AS menjadi masalah keamanan nasional.
Dalam sebuah posting blog, Calista Redmond, kepala RISC-V International, yang mengkoordinasikan kerja sama antara perusahaan-perusahaan dalam teknologi tersebut, mengatakan bahwa RISC-V tidak berbeda dengan standar teknologi open lainnya seperti Ethernet, yang membantu komputer di internet berkomunikasi satu sama lain.
BACA JUGA:
"Tindakan yang dipertimbangkan oleh pemerintah untuk pembatasan belum pernah terjadi dalam standar open akan memiliki konsekuensi akses yang berkurang ke pasar global produk, solusi, dan bakat," tulis Redmond, dikutip dari Reuters. "Pembelahan di tingkat standar akan mengarah pada dunia solusi yang tidak kompatibel yang menggandakan usaha dan menutupi pasar."
Redmond menulis bahwa RISC-V telah menarik kontribusi dalam jumlah yang sama dari Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Standar yang diterbitkan oleh yayasan tersebut bukanlah blueprint lengkap untuk chip dan tidak memberikan pihak mana pun lebih banyak informasi tentang cara membuat chip daripada yang tersedia dari perusahaan teknologi chip propietari seperti Arm Holdings.
"Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pasar diizinkan untuk menggunakan standar ini tanpa lisensi propietari dari perusahaan pengendali," tulis Redmond. "Mempunyai akses ke standar open memungkinkan perusahaan untuk berinovasi lebih cepat dan menghabiskan waktu mereka untuk menciptakan produk yang berbeda, daripada mencoba menciptakan kembali teknologi yang ada."