PKS Tak Khawatir Koalisi Pendukung Anies-Cak Imin Disebut Motor Politik Identitas
JAKARTA - Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengaku tak khawatir koalisi pendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) disebut sebagai motor politik identitas.
Menurut Syaikhu, koalisi yang beranggotakan PKS, NasDem dan PKB ini adalah gabungan dari nasionalis-religius.
"Kami tidak khawatir ini menjadi politik identitas ya, saya kira ini perpaduan partai yang mungkin memiliki basis keumatan dan basis nasionalisme," ujar Syaikhu saat konferensi pers di kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa, 12 September.
"Karena itu, saya sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh Ketua Umum partai NasDem bahwa justru dengan koalisi ini tidak ada lagi keterbelahan, keterpecahan di tengah masyarakat, cebong kampret selesai sudah kita songsong masa depan ini lebih baik," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Umum NasDem Surya Paloh meyakini pasangan Anies-Cak Imin mampu mengatasi ancaman terhadap nilai-nilai kebangsaan. Paloh juga menyampaikan selamat tinggal untuk politik cebong dan kampret.
"Kedua pasangan ini kita harapkan akan bisa mampu mengatasi berbagai macam godaan dan cobaan, bahkan ancaman terhadap sistem nilai-nilai kebangsaan kita," ujar Paloh saat deklarasi capres-cawapres di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 2 September.
"Hari ini juga kita katakan selamat tinggal kepada politik cebong dan kampret," imbuh dia.
Baca juga:
- Panglima: Atribut TNI Tak Boleh untuk Kampanye termasuk Purnawirawan
- Menteri PANRB akan Evaluasi Penerapan Single Salary di KPK-PPATK
- Menko PMK Yakin Ulama Satu Suara Soal Usulan Haji Sekali Seumur Hidup
- Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Dicegah ke Luar Negeri terkait Kasus Gratifikasi dan Pencucian Uang
Menurut Paloh, politik cebong dan kampret memunculkan adu domba, pemecah belah, dan perusak nilai kebangsaan. Dia pun mengucapkan selamat datang untuk politik yang lebih baik, yakni politik kebhinekaan.
"Dan tentunya kita ucapkan selamat datang politik kebhinekaan yang mempersatukan semua komponen dan elemen kita dengan penghargaan pluralisme yang kokoh seluruhnya di negeri yang kita cintai ini," katanya.
"Kita cinta pada bangsa, kita cinta pada negeri ini, dan itulah kewajiban kita menghadirkan pemimpin yang mampu untuk membangun negeri ini," lanjutnya.