Wapres AS Kamala Harris Sebut Dukungan Militer Korut untuk Rusia Sebagai Kesalahan Besar
JAKARTA - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris mengatakan, langkah Korea Utara bertukar dukungan dengan Rusia untuk digunakan dalam peperangan di Ukraina adalah kesalahan besar.
Dalam wawancara dengan CBS News yang disiarkan pada Hari Kamis, Wapres Harris mengatakan akan menjadi sebuah tanda keputusasaan bagi Rusia, untuk meminta bantuan dari Korea Utara yang tertutup dan hal ini akan semakin mengisolasi kedua negara.
"Saya pikir itu akan menjadi sebuah kesalahan besar. Gagasan bahwa mereka akan memasok amunisi untuk tujuan itu, akan menjadi kesalahan besar. Saya juga sangat yakin bahwa bagi Rusia dan Korea Utara, hal ini akan semakin mengisolasi mereka," kata Wapres Harris, melansir Reuters 7 September.
Diketahui, para pejabat Washington telah memperingatkan dalam beberapa hari terakhir, negosiasi senjata antara Rusia dan Korea Utara secara aktif mengalami kemajuan. Sementara, sebuah laporan mengatakan Pemimpin Korut Kim Jong-un berencana untuk melakukan perjalanan ke Rusia bulan ini, untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan mendiskusikan penyediaan senjata bagi Moskow untuk upaya perangnya.
"Sangat jelas bahwa Rusia telah, jelas mereka sangat putus asa. Mereka telah mengalami kegagalan strategis. Bayangkan saja, pada awal semua ini terjadi, satu setengah tahun yang lalu, para pengamat mengatakan bahwa ini akan berakhir dalam hitungan hari. Namun, Ukraina masih bertempur," urai Harris kepada CBS.
Baca juga:
- Rusia Sebut Langkah Amerika Serikat Pasok Amunisi Uranium ke Ukraina Sebagai Hal Tidak Manusiawi
- Presiden Jokowi: Jika Tidak Mampu Mengelola Perbedaan, Kita akan Hancur
- Serahkan Keketuaan ASEAN ke Laos, Presiden Jokowi: Mari Kukuhkan Kawasan Indo-Pasifik Sebagai Teater Perdamaian dan Inklusifitas
- Presiden Jokowi: Efektivitas Kerja ASEAN dan PBB Sering Terkendala Dinamika Geopolitik
Sebelumnya, Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Hari Selasa memperingatkan Pemimpin Kim, negaranya akan membayar harga untuk memasok senjata kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina.
"Kami akan terus menyerukan Korea Utara untuk mematuhi komitmen publiknya untuk tidak memasok senjata ke Rusia yang pada akhirnya akan membunuh warga Ukraina," kata Sullivan.
Sementara itu, seorang pejabat kementerian pertahanan Korea Utara pada Bulan November mengatakan, Pyongyang "tidak pernah melakukan 'kesepakatan senjata' dengan Rusia" dan "tidak memiliki rencana untuk melakukan hal tersebut di masa depan."