Disomasi Atalarik Syach, Tsania Marwa Balik Pertanyakan Hak Asuh

JAKARTA - Perseteruan antara Tsania Marwa dan Atalarik Syach belum berakhir. Pasangan yang bercerai pada tahun 2017 ini kembali berkonflik setelah Atalarik ingin mensomasi mantan istrinya karena tidak bisa memboyong anak-anaknya berlibur ke luar negeri.

Atalarik yang hendak mengajak anak-anaknya pergi ke luar negeri tidak bisa merealisasikan rencana tersebut. Pasalnya, anak-anak mereka yang di bawah umur memerlukan paspor dengan izin kedua orang tuanya.

Tsania Marwa tidak memberi izin kepada Atalarik sehingga paspor itu tidak dibuat dan rencananya tidak terjadi. Atalarik yang ingin memberi somasi bahkan menunjuk pihak kuasa hukum agar masalah ini bisa terselesaikan.

Ketika ditanyakan, pihak Tsania Marwa menjelaskan bahwa penolakan itu memiliki alasan khusus. Alasan utamanya adalah Tsania yang memenangkan hak asuh namun tidak bisa bersama sang anak.

“Kenapa kok tidak diberesin ya masalah komunikasi antara Atalarik dan Tsania, klien saya. Begini, saya menyayangkan hak asuh sudah jelas punya klien saya,” kata Herdiyan Saksono, kuasa hukum Tsania Marwa.

“Tapi kawan ini (Atalarik) masih tidak punya etika, kasarannya walaupun dia orang tuanya, secara hukum yang mengasuh Tsania. Kalaupun dia ingin membuat paspor, Tsania yang harus membuat dan dia yang mengajak jalan. Jangan di balik,” katanya.

Menurutnya Tsania memiliki hak untuk melarang mantan suaminya membuat paspor anak-anaknya selama hak asuh ada di tangannya.

“Hukum sudah ditegakkan, dieksekusi masih mangkir, dalam arti kepentingan psikologis anak dihormati tapi kepentingan hukum, hak asuh masih tetap di klien saya,” lanjut Herdiyan.

“Kalau dibilang tidak kasih izin, ya jelas karena yang punya hak asuh kan ibunya,” tegasnya.

Herdiyan menjelaskan komunikasi antara keduanya sudah tidak baik sehingga hal ini terjadi. Baik itu liburan biasa atau mengajak umrah, Atalarik Syah seharusnya berkomunikasi dengan Tsania sebagai ibu dan pemegang hak asuh.

“Ya harusnya untuk umrah sekalian aja dibicarakan. Jangan modalnya ditodong harus kasih izin,” kata Herdiyan.

“Kelihatannya apa yang dilakukan tidak menghargai klien saya. Kenapa minta izin bikin paspor jadi kalau menolak, wajar,” katanya.