Pemprov DKI Buka Tender Proyek MRT East-West Akhir Tahun Ini

JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut tender pelaksanaan konstruksi MRT Jakarta jalur timur-barat atau east-west akan dimulai pada akhir tahun ini.

"Kita harapkan di desember nanti kita sudah mulai masuk ke proses tender," kata Syafrin saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 8 Agustus.

Kemarin, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerima dokumen basic engineering design (BED) MRT east-west fase 1 tahap 1 dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Setelah dokumen BED diterima, Pemprov DKI bakal melakukan evaluasi dan penyempurnaan kajian bersama pemerintah pusat, serta Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) yang merupakan investor proyek ini.

"Ini masih dilakukan penyempurnaan kajian bersama-sama dengan Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI, tentu termasuk JICA. Kita harapkan penyempurnaannya sekitar 1 bulan. Pentahapannya setelah dokumen BED ada, baru masuk ke dalam tahap proses tendernya," urai Syafrin.

Sebelumnya dalam penyerahan BED, Menhub Budi Karya Sumadi menegaskan MRT east-west masuk dalam proyek strategis (PSN) yang harus dikawal bersama. Ditargetkan, pembangunan MRT fase 3 ini akan dibangun mulai bulan Agustus tahun 2024.

“Kementerian Perhubungan akan terus mendukung implementasi pengembangan transportasi massal berbasis rel bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan groundbreaking dapat dilakukan pada bulan Agustus 2024,” kata Budi di Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 7 Agustus.

Budi berpesan Pemprov DKI Jakarta dapat segera menunjuk institusi di bawah kendali dan kewenangannya untuk melaksanakan pembangunan proyek. Menurut Budi, hal ini perlu dilakukan agar pembangunan dapat segera dilakukan sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo.

"Saya titipkan proyek ini kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku pembina sektor perkeretaapian untuk mengkoordinasikan dengan stakeholder terkait, termasuk Pemprov DKI Jakarta," urai dia.

Saat ini, MRT Jalur Utara-Selatan sudah beroperasi sepanjang 16 kilometer dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, dengan rata-rata penumpang harian telah mencapai 100.000 per hari.

Kini, telah dicapai konsensus kelembagaan MRT east-west Fase 1, yang merupakan replika dari skema MRT Utara-Selatan, yaitu, Kementerian Perhubungan sebagai executing agency (unit penanggung jawab), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai implementing agency (unit pelaksana) dan PT MRT Jakarta sebagai sub-implementing agency (sub-unit pelaksana), serta menerapkan skema pembiayaan on-granting on-lending.

Pada Fase 1 Tahap 1 ini, pengembangan MRT koridor Timur-Barat akan meliputi jalur dari Tomang sampai dengan Medan Satria.

Jika keseluruhan koridor sudah tersambung, maka koridor ini akan membentang sepanjang 90 km dari Balaraja di Tangerang hingga Cikarang, serta melintasi tiga provinsi, dua kabupaten, dan tiga kota.